Lantaran statusnya sebagai putra sulung presiden yang hampir dipastikan akan memiliki segala kemudahan dalam mengarungi Pilkada Solo, serta ditambah lagi dengan dukungan PDIP sebagai partai dominan di Kota Solo, banyak pihak menduga, ayah kandung Jan Ethes ini bakal melenggang mulus menuju kursi Solo 1.Â
Apalagi di luar PDIP, beberapa partai politik lainnya pun turut bergabung dan mendukung Gibran. Hal ini semakin memperkuat posisi Gibran dan Teguh Prakosa untuk dengan mudah memenangkan pertarungan dengan siapapun lawan yang bakal dihadapi.Â
Bahkan, karena superioritas Gibran dan pasangannya ini pula, awal-awal ada yang memprediksi bahwa Pilkada Solo hanya akan ada satu calon. Dalam arti, pasangan Gibran-Teguh tersebut akan berhadapan dengan kotak kosong.Â
Namun, tampaknya kekhawatiran itu tak akan terwujud. Lantaran ternyata ada pasangan lain yang siap meladeni Gibran-Teguh. Pasangan tersebut adalah Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo), yang datang dari jalur independen atau perseorangan.Â
Munculnya pasangan ini sedikit banyaknya mampu menyelamatkan iklim demokrasi di Kota Bengawan. Ya, setidaknya, masyarakat mempunyai pilihan, siapa yang akan diberikan hak suaranya kelak.Â
KAMI Ancam Kemenangan Gibran?Â
Sementara Gibran dan pasangannya terus melakukan konsolidasi terhadap akar rumput di Kota Solo. Di tingkat pusat terjadi beberapa "peristiwa politik". Salah satunya adalah terbentuknya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang digagas oleh mantan Ketua PP Muhamadiyah, Din Syamsudin beserta sejumlah tokoh nasional lainnya.Â
Sekilas, terbentuknya KAMI tentu tidak ada hubungannya dengan persiapan Gibran dalam menyongsong Pilkada Solo. Namun, rupanya lain lagi dengan pendapat pengamat politik, Satyo Purwanto.Â
Satyo menilai keberadaan KAMI bisa saja akan mampu "menghitamkan karpet merah" yang telah disiapkan untuk Gibran menuju kursi Solo 1.Â
Dengan kata lain, pergerakan Din Syamsuddin dan kawan-kawan tidak menutup kemungkinan akan bisa membalikan keadaan. Gibran yang digadang-gadang bakal menang mudah, bisa saja malah harus menerima kekalahan.Â
Dikutip dari Jpnn.com, kekalahan Gibran bisa terjadi andai KAMI ikut terlibat. Misalnya, KAMI menggelar deklarasi di Kota Solo. Dari situ Gibran bakal kesulitan meraup suara pada Pilkada Kota Solo.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!