Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jika Prabowo Jadi Mentan, Kabar Buruk bagi Lawan Politik?

25 Agustus 2020   23:18 Diperbarui: 26 Agustus 2020   08:11 46911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BOLA liar isu perombakan kabinet atau reshufle di tubuh Kabinet Indonesia Maju (KIM) kembali menyeruak, dan lumayan menjadi diskursus publik menarik. 

Sengaja, penulis memilih kata "lumayan", lantaran tak seheboh dan seramai saat isu ini mencuat pertama kalinya, beberapa bulan lalu. 

Kala itu, konstelasi politik cukup memanas, para pembantu presiden di KIM dibuat gerah, dan cukup banyak pengamat turun gunung demi mengemukakan asumsi dan analisis tentang menteri mana yang layak dipertahanakan dan diganti. 

Pemantiknya adalah kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada sidang paripurna kabinet. Orang nomor satu di republik ini mengaku tidak puas atau kecewa atas kinerja para pembantunya, terkait penanganan pandemi virus corona atau covid-19, sehingga akhirnya melontarkan ancaman reshufle kabinet. 

Namun, pada perjalanannya hingga sekarang, reshufle yang sudah diduga banyak pihak itu tak terwujud. Ancaman Presiden Jokowi cuma "gertak sambal" untuk menggenjot kinerja para pembantunya di kabinet jauh lebih baik lagi. Dan, terbukti ada peningkatan kinerja, meski masih jauh dari kata memuaskan. 

Setidaknya hal ini terbukti dengan masih merajalelanya wabah virus corona, serta pertumbuham ekonomi yang makin mandeg, bahkan terancam masuk jurang resesi. 

Kini, isu perombakan kabinet kembali mecuat, meski sumbernya belum jelas. Lantaran datangnya bukan dari orang pemerintahan, melainkan dari Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S. Pane. 

Dalam beberapa kesempatan Neta mengatakan, setidaknya ada 11 hingga 18 kementrian yang akan diganti atau digeser dalam waktu dekat. Salah satunya adalah Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto. 

Menurut Neta, posisi Prabowo akan digantikan oleh Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, yang dalam waktu dekat ini akan segera digantikan posisinya. 

Masih belum jelas, siapa yang bakal menggantikan posisi Hadi. Akan tetapi, menurut kabar burung, posisi panglima akan dijabat oleh Andika Prakasa. 

Lalu, ke mana Prabowo Subianto? 

Masih menurut keterangan Neta yang penulis baca di beberapa media massa, posisi mantan rival Presiden Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019 ini akan ditempatkan di posisi Menteri Pertanian (Mentan), menggantikan Syahrul Yasin Limpo. 

Mungkin? 

Jika bicara kemungkinan, pasti segalanya bisa terjadi. Karena hal tersebut merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi. 

Ke mana pun, Prabowo Subianto digeser atau diganti sekalipun, tak ada pihak yang bisa melarang keputusan Presiden Jokowi. 

Hanya saja, jika merujuk pada apa yang telah diamanatkan mantan Wali Kota Solo tersebut terhadap Prabowo, untuk menggarap lumbung pangan nasional (food estate), rasanya dugaan Neta sangat beralasan. 

Proyek garapan lumbung pangan nasional tentu saja bukan tugas ringan. Hal ini dibutuhkan konsentrasi penuh agar proyek ini benar-benar bisa berjalan maksimal. Sebab kalau tidak, tidak menutup kemungkinan akan jalan di tempat. 

Untuk itu, demi tercapainya swasembada pangan, maka sudah sepatutnya penanganan proyek food estate ini dikelola Prabowo dengan fokus tinggi dan tidak terganggu oleh tugas lainnya sebagai Menhan. 

Jadi, kesimpulannya adalah digesernya Prabowo Subianto dari Menhan ke Mentan sangat terbuka lebar. 

Keuntungan Jadi Mentan 

Katakanlah pada akhirnya nanti Prabowo Subianto dirotasi menjadi Menteri Pertanian. Boleh jadi kalau dilihat dari prestise atau kebanggaan sepertinya posisi Menhan lebih menjanjikan. 

Namun, jika dilihat dari sudut pandang politis, penulis rasa posisi Mentan akan sangat menguntungkan bagi mantan Danjend Kopasus tersebut.

Kenapa? 

Sebagaimana diketahui, Prabowo Subianto adalah salah seorang figur yang digadang-gadang bakal maju pada Pilpres 2024 mendatang. 

Artinya, dalam hal ini Ketua Umum Partai Gerindra tersebut membutuhkan panggung strategis yang bisa dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat tanah air. 

Dan, posisi Menteri Pertanian akan sangat bisa menjanjikan menjadi panggung politik yang sangat menguntungkan bagi Prabowo guna meraih simpati publik, dan diharapkan lebih mampu mendongkrak elektabilitasnya 

Kenapa demikian? 

Karena sebagai Menteri Pertanian akan sangat membuka kesempatan bagi Prabowo untuk bisa lebih banyak berinteraksi langsung dengan masyarakat sipil yang ada di akar rumput. 

Terlebih, seperti diketahui bahwa mayoritas masyarakat tanah air bekerja di sektor pertanian. Ketimbang posisinya saat ini sebagai Menhan. Meski masih unggul elektabilitas, tetapi persentasenya cenderung terus menurun. 

Tinggal pertanyaannya sekarang, sejauh mana Prabowo bisa memanfaatkan jabatannya nanti jika benar-benar dirotasi jadi Menteri Pertanian. 

Seandainya Prabowo mampu menjalankan tugasnya dengan baik sebagai Menteri Pertanian, termasuk sukses menggarap proyek lumbung pangan nasionalnya. Penulis rasa hal tersebut akan bagus bagi Prabowo secara politis, sekaligus merupakan berita buruk bagi siapapun yang bakal menjadi lawan politiknya kelak di Pilpres 2024. 

Betapa tidak, saat ini saja modal elekatabilitas Prabowo masih unggul dibanding dengan kandidat-kandidat kuat lain yang digadang-gadang akan menjadi lawan politik dirinya. Sebut saja, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan; Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). 

Apalagi, jika tugasnya sebagai Menteri Pertanian bisa berhasil dengan baik. Tentu akan semakin menambah berat lawan politiknya untuk berhadapan dengan Prabowo. 

Namun, kembali lagi hal tersebut di atas baru sebatas asumsi. Realitanya pasti hanya diketahui oleh Presiden Jokowi sendiri. Apakah Prabowo akan digeser ke Menteri Pertanian atau tidak.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun