SEMENJAK Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) muncul meramaikan belantika politik nasional, mantan anggota Komisi III DPR-RI, Ruhut Sitompul seperti menemukan panggungnya.Â
Pria yang sempat terkenal dengan sebutan "Si Poltak Raja Minyak dari Tarutung" itu menjelma jadi "musuh" KAMI. Terbukti, dia tak hentinya menyerang dan memberikan komentar pedas terhadap segala gerak-gerik kelompok yang diprakarsai oleh Din Syamsuddin dan kawan-kawan tersebut.Â
Tengok saja, bagaimana Ruhut dengan sedikit nyeleneh dan tanpa melihat siapa yang diserang, menyarankan pada mantan Ketua PP Muhamadiyah, Din Syamsuddin untuk menunjuk hidung sendiri sebelum menunjuk hidung orang lain.Â
Pemicunya adalah rencana sejumlah tokoh nasional yang diprakarsai Din Syamsuddin, hendak mendeklarasikan KAMI di Tugu Proklamasi, Jalan Pegangsaan Timur, Selasa (18/8/2020) lalu.Â
Bukan hanya itu, dengan yakin Ruhut memprediksi, KAMI tidak akan mendapat simpati rakyat. Bahkan, dia juga menduga akan terjadi penggembosan, dan akhirnya kelompok yang digawangi oleh tokoh-tokoh "anti" pemerintah ini bakal layu sebelum berkembang.Â
Tentu, apa yang dikatakan Ruhut bukanlah garansi. Bisa jadi itu merupakan asumsi saja, sebagai bentuk perlawanannya terhadap kelompok KAMI.Â
Akan seperti apa nasib kelompok yang memiliki platform "menyelamatkan Indonesia" tersebut, hanya waktu yang bisa menjawabnya.Â
Meski, secara pribadi penulis cenderung menduga bahwa KAMI punya maksud lain atau hidden agenda. Namun, tetap berharap bahwa platform yang diusung Rocky Gerung cs ini bukan hanya pepesan kosong. Akan tetapi, mampu diaplikasikan dengan segala tindakan, gerak langkah serta niat suci yang bisa bermanfaat bagi kemaslahatan segenap warga masyarakat. Aaminn.Â
Rocky Gerung Ajak JokowiÂ
Sebagaimana telah diketahui banyak pihak, bahwa salah seorang anggota KAMI adalah si profesor akal sehat, Rocky Gerung.Â
Sepanjang pengetahuan penulis, pria kelahiran Manado, 20 Januari 1959 ini adalah orang yang konsisten menyerang dan mengkritisi Presiden Jokowi. Bahkan, dia sendiri pernah memproklamirkan diri sebagai pihak yang bersebrangan atau oposisi terhadap setiap kebijakan mantan Wali Kota Solo tersebut.Â