Kedua, Ganjar menyebut tau persis dengan kultur atas dapur partainya. Dalam hal ini, yang memiliki kewenangan memilih calon pemimpin, baik di daerah maupun presiden, mutlak ada di tangan ketua umum, Megawati Soekarnoputri.Â
Seperti telah disinggung, Megawati sepertinya akan lebih condong memilih putri kandungnya sendiri, dibanding Ganjar Pranowo. Apalagi, jika elektabilitas Puan Maharani, pada saat jelang Pilpres menunjukan kenaikan signifikan.Â
Ganjar Ikuti Nasib Purnomo?Â
Masih ingatkah dengan nama Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo? Ya, dia sebelumnya digadang-gadang merupakan calon kuat untuk maju pada Pilkada Solo 2020.Â
Tapi, realita politik berkata lain. Purnomo yang memiliki segudang pengalaman, baik di ranah politik maupun pemerintahan, dan dilengkapi hasil survei mumpuni, tidak membuat DPP PDI Perjuangan, khususnya Megawati Soekarnoputri meliriknya.Â
Putri sulung presiden pertama RI, Sukarno ini lebih mempercayai putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka untuk bertarung memperbutkan kursi nomor satu di Kota Bengawan tersebut.Â
Padahal, jika dibanding dengan Purnomo, kualitas Gibran jelas jauh di bawah. Jangankan pengalaman memerintah, masuk anggota politik pun belum genap satu tahun.Â
Jika pada kontestasi Pilpres 2024 mendatang, elektabilitas Ganjar tetap teratas. Akan tetapi, Megawati lebih memilih Puan.Â
Maka, mau tak mau, suka tidak suka, Gubernur Jawa Tengah ini harus mengikuti jejak Achmad Purnomo. Harus mengalah dan tunduk pada keputusan partai.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H