BEBERAPA waktu lalu, atau tepantya Kamis (16/07/2020), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang Wakil Wali Kota Solo, Ahmad Purnomo, ke Istana Presiden.
Ramai diberitakan beragam media massa, undangan tersebut bertujuan untuk memberitahukan, bahwa putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang mendapat rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan (PDI-P) untuk tiket maju pada Pilwakot Solo 2020.
Kemudian, selepas pertemuan antara orang nomor satu di republik Indonesia dengan orang nomor dua di Kota Solo, Jawa Tengah ini menuai beragam reaksi dari sejumlah kalangan.
Ada yang bilang, Presiden Jokowi tengah merintis dinasti politik, Jokowi telah semena-mena memanfaatkan fasilitas negara demi kepentingan pribadi dan keluarganya, hingga tak luput pula, Jokowi dituding telah melakukan intervensi politik.
Segala keriuhan tersebut dipicu oleh keterangan Ahmad Purnomo yang cukup mengundang kontroversi terhadap para awak media, selepas pertemuannya dengan Presiden Jokowi.
Pendamping FX Rudyatmo di Kota Bengawan ini mengatakan, dirinya ditawari posisi yang cocok jika sudah tidak lagi menjabat Wali Kota dan profosal kekurangan biaya pembangunan mesjid di Kompleks Sriwedari, sebesar Rp. 100 milyar, dikabulkan oleh Presiden Jokowi.
Itulah sekelumit peristiwa yang terjadi pada tanggal 16 Juli 2020 dan sesudahnya, yang sempat memanaskan konstelasi politik nasional.
Akan tetapi, ada satu lagi berita yang cukup mengagetkan saya dan bahkan mungkin segenap warga masyarakat tanah air. Berita tersebut adalah, Ahmad Purnomo terkomfirmasi positif virus corona.
Kekagetan ini, tentu saja bukan lantaran Ahmad Purnomonya yang dikomfirmasikan positif tertular oleh virus asal Wuhan, China tersebut. Namun, seperti telah di singgung pada tulisan di atas, bahwa pria kelahiran tahun 1949 tersebut sempat bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Presiden.
Tentu saja, dengan positifnya Ahmad Purnomo, pikiran saya pun jadi liar dan menduga-duga. Jangan-jangan, Presiden Jokowi pun telah tertular. Sudah bisa dibayangkan, jika orang paling berkuasa di tanah air ini tertular, setidaknya akan cukup meriuhak suasana kebatinan warga masyarakat di tanah air.
Bagi yang kontra, pastinya akan merasa cemas. Khawatir, Presiden Jokowi tertular. Bagi yang kontra, boleh jadi akan berpikiran sebaliknya.