ELEKTABILITAS Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto, dari waktu ke waktu menunjukan grafik menurun.
Bahkan, berdasarkan hasil survei Sigi Indikator Politik (SIP), posisi elektoral mantan Danjen Kopasus ini harus rela dikudeta oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Sebagaimana diketahui, dalam beberapa hasil survei terakhir, Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra ini selalu menduduki peringkat teratas dalam segi elektabilitas.
Tidak jelas, apa yang menyebabkan elektabilitas Prabowo menurun. Yang pasti, capaiannya kali ini merupakan yang terburuk dari beberapa bulan terakhir.
Bagi Prabowo, yang digadang-gadang masih memiliki ambisi besar untuk maju pada Pilpres 2024, merosotnya elektabilitas adalah ancaman tersendiri. Hal ini, bukan mustahil akan mempersempit peluangnya untuk turut andil kembali pada pesta demokrasi lima tahunan dimaksud.
Dan, yang paling dikhawatirkan Prabowo, adalah ditinggalkan kembali oleh PDI Perjuangan, jika elektabilitasnya terus merosot. Sedangkan di sisi lain, elektabilitas Ganjar Pranowo terus melesat.
Tapi, hasil survei SIP ini bukan harga mati. Masih banyak kesempatan dan peluang bagi Prabowo untuk merebut kembali singgasananya (Baca : elektabilitas paling tinggi), mengingat Pilpres masih sekitar empat tahunan lagi.
Prabowo Kalah Pilpres 2024?
Kontestasi Pilpres 2024 masih cukup lama, masih banyak kemungkinan yang bakal terjadi dalam rentang waktu tersebut. Nama-nama yang kerap digadang-gadang bakal maju, bukan tidak mungkin pada saatnya nanti justru tenggelam. Pun, sebaliknya bukan mustahil pula bakal muncul nama yang justru tidak disangka-sangka sebelumnya.
Kendati begitu, menurut Direktur Eksekutif Lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, Menhan Prabowo Subianto akan kembali menelan kekalahan, seperti pernah dialami pada ajang yang sama sebelumnya.
Dikutip dari Suara.com, meski ketertarikan publik pada Prabowo maju Pilpres masih tinggi, Dedi beranggapan, ada sebagian besar publik lainnya yang yakin bahwa mantan Ketua HKTI ini tidak mendapatkan suara terbanyak.
"Sebanyak 26.3 persen responden sangat yakin Prabowo kembali kalah, dan 42.8 persen ragu-ragu. Data ini menggambarkan jika mereka yang memilih Prabowo saat survei memiliki keyakinan pilihannya akan tetap kalah," kata Dedi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (23/7/2020).