GUBERNUR DKI Jakarta, Anies Baswedan seolah ditakdirkan sebagai pimpinan daerah yang kerap dirundung masalah. Boleh jadi hampir seluruh kepala daerah di tanah air juga tak lepas dari adanya masalah. Baik itu terkait kebijakan, kinerja atau hal lainnya.
Hanya saja, masalah Anies ini seperti tak berujung. Dari mulai saat di lantik hingga hampir tiga tahun masa pemerintahannya, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini begitu akrab dengan masalah bahkan kerap cenderung kontroversial.
Tentu saja tidak perlu disebutkan satu per satu, saya yakin pembaca pun sudah paham betul apa saja masalah Anies terdahulu. Akibatnya, perundungan, kririk hingga cacian seolah menjadi hal lumrah.
Dalam kesempatan ini, saya hanya ingin mengupas masalah yang sedang dihadapi Anies dalam beberapa hari belakangan. Yaitu, terkait adanya protes atas kekecewaan dari para pendukung atau relawannya saat Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 lalu.
Relawan pendukung Anies Baswedan kecewa terhadap jagoan mereka yang saat ini telah duduk manis sebagai pimpinan tertinggi di wilayah Ibu Kota negara. Pangkal masalahnya adalah soal izin reklamasi perluasan Ancol yang diterbitkan Anies.
Relawan yang tergabung dalam Jaringan Warga (Jawara), Forum Lintas Masyarakat Jakarta Utara dan Forum Komunikasi Nelayan Jakarta dengan tegas menolak adanya Keputusan gubernur (Kepgub) nomor 237 tahun 2020.
Kepgub tersebut di atas isinya adalah tentang izin perluasan kawasan reklamasi Dunia Fabtasai (Dufan) seluas 35 hektare (ha) dan kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol seluar 120 ha.
Para relawan menilai, alih-alih Anies menepati janji manisnya, malah berlaku di luar ekspektasi. Mantan Rektor Universitas Paramadhina Jakarta tersebut justeru melanggar janji kampanye pada Pilkada 2017 silam.
Padahal, salah satu alasan kuat mereka menjadi relawan pendukung Anies pada Pilgub 2017 hingga akhirnya mampu mengalahkan pasangan petahana, Ahok-Djarot, adalah adanya janji Anies yang berpasangan dengan Sandiaga Uno untuk menolak mentah-mentah adanya reklamasi.
"Nah ini adalah penyelewengan dari satu janji kampanye di mana janji kampanye itu bukan sembarangan, menurut saya ini adalah satu faktor yang membedakan antara sosok Anies dengan saingan politiknya saat itu. Yang satu mendukung reklamasi, yang satu menolak reklamasi. Itu yang membuat Anies jadi pak gubernur. Ini pak gubernur harus ingat, penolakan reklamasi itulah yang membuat dia jadi gubernur. Nah sekarang dia langgar," kata Ketua Forum Lintas Masyarakat Jakut Sandi Suryadinata di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta Utara, Minggu (5/7/2020). Dikutip dari Detikcom.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!