TRI Rismamaharini atau akrab disapa Risma, kembali membuat heboh publik tanah air hingga viral di media sosial (Medsos).
Baru-baru ini Wali Kota Surabaya tersebut membuat aksi yang cukup mengejutkan karena dianggap tidak pantas dilakukan oleh seorang pimpinan daerah.Â
Apalagi, pimpinan tersebut sekelas Risma yang digadang-gadang sosok yang cukup layak dicalonkan menjadi seorang presiden pada Pilpres 2024 mendatang.
Risma seorang pemimpin dengan seabreg prestasi, melakukan aksi sujud sambil menangis di hadapan pada tenaga medis yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya, pada acara rapat audensi dalam rangka membahas penanganan pandemi virus corona atau covid-19 di Balai Kota Surabaya, Senin (29/06/2020).
Sujudnya Risma dihadapan para dokter tersebut diakibatkan dia merasa terus merasa disalahkan soal tingginya angka positif virus corona di Surabaya dan membuat Rumah Sakit Umum dr Soetomo overload.
Atas tindakannya itu (Baca : sujud sambil menangis di hadapan para dokter) sontak mengundang beragam reaksi dari sejumlah kalangan. Baik dari masyarakat sipil biasa hingga para pemangku kebijakan.
Saya sendiri menilai, apa yang dilakukan Risma ini sangat berlebihan. Dia merupakan tipikal pemimpin yang tidak cukup kuat menahan segala serangan politik atau kritikan atas segala kebijakannya.
Dengan kata lain, dalam pandanga saya, mental Risma sebagai seorang pemimpin belumlah mumpuni.Â
Hal tersebut tidak berbanding lurus dengan tipikal kepemimpinannya yang cenderung tegas dan tak segan marah-marah atau mencak-mencak di depan kamera kala mendapati para jajarannya di Pemkot Surabaya yang melakukan kesalahan.
Ya, sungguh disayangkan seorang pemimpin selevel Risma yang sudah dikenal di kancah nasional bahkan internasional, nyatanya memiliki mental kepemimpinan yang tidak cukup tangguh.
Reaksi atas Sujudnya Risma