SAMA halnya membicarakan Presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno. Membahas tentang sosok Soeharto sebagai Presiden pasca lengsernya Putra Sang Fajar juga tak akan cukup dengan waktu sebentar.
Ya, Presiden Soeharto sebagaimana diketahui adalah seorang pemimpin Indonesia yang memiliki seabreg kisah dan catatan sejarah dalam mengisi perjalanan jatuh bangunnya tanah air.
Jauh sebelum menjadi presiden Republik Indonesia, Soeharto dikenal sebagai salah satu pejuang yang begitu gigih merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Puncaknya, momentum beliau sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) terjadi pada waktu adanya pengkhianatan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G 30 S PKI) pada tahun 1965 silam.
Kala itu, pria kelahiran 8 Juni 1921 di Desa Kemusuk, Bantul, Jawa Tengah ini seolah menjelma seperti super hero yang sering kita saksikan di film-film Hollywood.Â
Beliau, setidaknya dalam catatan sejatah hari ini adalah sosok yang mampu dan sukses mengungkap rencana busuk PKI yang ingin merubah ideologi bangsa, Pancasila menjadi faham komunis.
Tidak tanggung, dalam menjalankan tugasnya, Soeharto pun langsung membabat habis kader-kader PKI, baik yang ada di ibu kota maupun di daerah-daerah pelosok. Intinya, ayah dari Tomy Suharto ini dianggap mampu menumpas PKI hingga ke akar-akarnya.
Walaupun kemudian, peristiwa tersebut dianggap sebagai salah satu peristiwa pelanggaran HAM paling berat yang pernah terjadi di tanah air.Â
Konon katanya dalam catatan sejarah, ribuan bahkan mungkin hingga puluhan ribu anggota PKI dibunuh oleh pasukan yang diperintahkan Soeharto dengan begitu kejam.
Berawal dari keberhasilannya menumpas PKI, jalan Soeharto menuju kesuksesan lain yang lebih tinggi.
Pasca pengkhianatan G 30 S PKI, situasi dan kondisi di tanah air benar-benar kacau. Publik, terutama para mahasiswa kala itu sukar dikendalikan. Ini karena kepercayaan terhadap Presiden Sukarno sudah luluh lantah. Tak sedikit yang beranggapan, bahwa presiden pertama RI ini terlibat atas terjadinya G 30 S PKI.
Aksi demo masyarakat terutama mahasiswa terjadi dimana-mana hingga membuat situasi negara chaos. Dan, tibalah akhirnya Sukarno menerbitkan Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) terhadap Soeharto.
Surat perintah ini yang kemudian menurut pakar-pakar sejarah dijadikan Soeharto sebagai daun ara kudeta terselubung atau ada juga yang menyebutnya kudeta merangkak.
Bahkan seperti dikutip dari Beritagar.id, beberapa pihak mengklaim bahwa perintah itu adalah sebuah pemalsuan. Â Sementara yang lain mengatakan bahwa perwira militer yang meminta surat bertanda tangan Bung Karno itu, secara eksplisit atau secara implisit mengancam sang Presiden dengan kekerasan.
Mereka telah mencatat, misalnya, bahwa saat Soekarno diberi Supersemar, ada satuan tentara bersenjata yang setia kepada Soeharto sedang mengepung istana kepresidenan.
Yang lain lagi mengatakan, perintah tersebut mungkin tidak pernah ada, atau jika memang ada pun, tidak pernah ditandatangani. Klaim inilah yang mendapatkan kredibilitas ketika pejabat pemerintah tidak dapat menemukan dokumen aslinya.
Apa pun kebenarannya, Supersemar secara definitif menandai berakhirnya kekuasaan Bung Karno, runtuhnya kelompok kiri, dan bangkitnya tentara Angkatan Darat sebagai kekuatan politik yang dominan.
Singkat cerita, pada tanggal 12 Maret 1967, Soeharto ditetapkan sebagai pejabat presiden pada 12 Maret 1967 setelah pertanggungjawaban Presiden Soekarno (NAWAKSARA) ditolak MPRS.
Berkuasa 32 Tahun
Sejak dinobatkan menjadi presiden itulah, akhirnya Soeharto mengisi lembaran kertas kepemimpinannya dengan beragam peristiwa.
Di bawah kendali Soeharto juga sekaligus menandai munculnya era baru yang disebut Orde Baru (Orba).Â
Ini berarti bahwa kebijakan-kebijakan pemerintah diubah dengan drastis. Pemerintah Suharto ini berfokus pada pembangunan ekonomi. Hubungan dengan dunia Barat, yang telah dihancurkan Soekarno, perlahan mulai dipulihkan.
Dari permulaan Orde Baru, angka-angka pertumbuhan ekonomi sangat mengesankan. Namun, kebijkan-kebijakan ini juga menyebabkan ketidakpuasan di masyarakat Indonesia karena pemerintah dianggap terlalu terfokus pada menarik investor asing.
Sementara kesempatan-kesempatan investasi yang besar hanya diberikan kepada orang Indonesia yang biasanya merupakan perwira militer atau sekelompok kecil warga keturunan Tionghoa (yang merupakan kelompok minoritas di Indonesia tapi sempat mendominasi perekonomian).
Dan hal tersebut terjadi selama 32 tahun lamanya. Hingga akhinya, saat krisis ekononi melanda Asia pada tahun 1997 silam, Indonesia tak luput kena dampaknya.
Publik dan mahasiswa yang sudah muak dengan segala bentuk korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), melakukan aksi protes. Ratusan ribu mahasiswa turun ke jalan dan menuntut Presiden Soeharto turun dari jabatannya.
Aksi demo besar-besaran yang dikenal dengan istilah people power itu membuahkan hasil. Presiden Soeharto akhirnya berhasil dilengserkan pada 21 Mei 1998. Posisinya kemudian digantikan oleh wakilnya, BJ. Habibie.
Pernah Tantang Sylvester "Rambo" Stallone
Selama memimpin Indonesia, Soeharto dikenal sebagai pemimpin yang cenderung otoriter. Namun, dibalik itu tak sedikit kisah-kisah unik yang tidak sepenuhnya diketahui publik. Salah satunya adalah pernah menantang aktris bintang film Hollywood, Sylvester Stallone.
Mungkin ini terdengar seperti lelucon, tapi memang benar, faktanya Soeharto pernah menantang si Rambo alias Sylvester Stallone.
Seperti dikutip Bombastis.com, tantangan itu bukan untuk berduel atau tembak-tembakan, tapi bermain golf. Saat itu Slyvester tengah ke Indonesia untuk membuka salah satu restoran. Nah, di saat yang sama kebetulan Presiden Soeharto tengah senggang, akhirnya bertemulah kedua orang ini.
Soeharto kemudian menantang Sylvester untuk bermain golf sebanyak 19 set. Lucunya, Soeharto mampu mengalahkan Stallone dengan telak. Si Rambo pun mengakui kehebatan Pak Harto, kemudian dari mulutnya terlontar satu pujian, "You are the best player".
Itulah salah satu kisah menarik Soeharto, boleh jadi masih banyak kisah menarik lainnya yang masih banyak belum kita ketahui.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H