Mohon tunggu...
dji sam soe
dji sam soe Mohon Tunggu... -

aku adalah seorang yang dengan sabar tetap belajar untuk jadi yang terbaik..setidaknya aq masih punya cita-cita dan harapan yang membuatku untuk tetap semangat dalam mengarungi kerasnya hidup. tak ada yang sempurna dan abadi, setidaknya kita harus tetap punya harga diri yang akan terus dibawa pergi, bahkan sampai mati... setelah lelah melalang buana akirnya sekarang menyandarkan hidup di kota kelahiran tercinta, bwi...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pak Budi Si Penjual Nasi Apa Polisi?

9 Maret 2010   14:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:31 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_89991" align="alignright" width="298" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] cerita seru ini berawal dari kebiasaan saya sebagai anak kost-an yang selalu mengandalkan warung sebagai tempat pelampiasan atas rasa lapar. Seperti biasa,karena tuntutan kebutuhan primer (Pangan), saya keliling kota untuk mencari warung nasi yang pas, sesuai dengan selera namun juga tidak lupa isi kantong anak kost. setelah memilih, menimbang,dst akirnya pilihan jatuh pada warung lalapan dekat Polres kota. saya pesan menu yang sama baik minuman maupun makanan dengan seorang pria yang duduk di sebelah saya, karena merasa tidak kenal akupun cuma diam saja sambil menunggu pesanan datang. Ritualpun berjalan lancar makan, minum dan bayar, selanjutnya saya beranjak pergi dan skali lagi saya satu arah dengan orang sebelah saya tadi. sepeda motor kesayangan kupacu dengan pelan karena ini perut masih belum setabil benar. Mungkin pria tadi juga punya prinsip yang sama, jadi kita berjalan dengan santai, saya di depan dan dia ada di belakang. dua lampu merah terlewati dengan  aman, tinggal satu tikungan lagi kost-an saya sudah sampai. setelah melewati tikungan saya agak kaget, di depan ada oprasi polisi. senter warna merah menjadi tradisi ajang eksekusi bagi orang2 yang merasa tidak membawa perlengkapan mengemudi. aktor intinya bukan saya, karena saya sudah merasa aman dengan senjata SIM, STNK dan Helm standart. dalam hati saya bilang "wah kali ini pasti kena kau" pada orang yang dari tadi bareng sejak dari warung. ya, orang tadi tidak memakai Helm. saya cuma diperiksa sebentar kare tidak ada yang  saya langgar, tapi bagaiman dengan orang tadi? berikut petikan pembicaraan yang sempat saya dengar; Polisi : "Selamat malam, Pak" Pengemudi: "selamat malam juga, Pak" Polisi : "mohon di keluarkan kelengkapan surat-suratnya, pak" Pengemudi: "waduh maaf Pak, tadi saya ada urusan mendesak, jadi lupa tidak bawa helm, SIM dan STNK" Poolisi: "memangnya bapak dari mana, kok sampai lupa gak bawa Helm,SIM dan STNK?" pengemudi: "Maaf pak, tadi saya dari Polres, menemui pak Budi" Polisi: "OK, Pak silahkan jalan,besok lagi jangan sampai lupa bawa SIM, STNK dan pakai Helm standart ya" Pengemudi: "iya , Pak. terimakasih ya, pak" dari percakapan tadi saya terheran-heran, kenapa orang tadi dibiarkan pergi meskipun tidak membawa seluruh perlengkapan berkendara? harusnya dia ditilang, apa lagi dia banyak melanggar ketentuan berkendara (SIM, STNK dan Helm). yang membuat saya jadi bertanya lagi, alasanya cukup dari menemui pak Budi, padahal jelas-jelas habis beli nasi. dalam hati saya bergumam "yang di maksud dengan pak Budi tadi adalah jajaran petinggi polres (maklum saya tidak ada yang kenal dengan petinggi Polres) atau pak Budi penjual nasi yang notabene rekan dari pak Polisi yang tadi??? terlalu simple alasan yang disampaikan, tapi itu sudah cukup membuat semuanya aman. sesampai di tempat kost, saya jadi berpikir hikmah dari peristiwa tadi adalah, tidak ada salahnya jika kita sedikit tau nama-nama orang yang ada di Polres sehingga dalam kondisi kepepet kita bisa menggunakan alasan pengemudi yang tadi, toh gak ada salahnya mencoba dan dijamin tidak bayar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun