George Arif, Spin Productions dan Teater Koma, adalah sebuah karya sinematik yang menyentuh dan penuh makna. Film ini tidak hanya menyajikan kritik sosial, tetapi juga menggambarkan isu-isu birokrasi, ketidakadilan sosial, dan marginalisasi yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Dengan sentuhan satire khas Teater Koma, film ini mampu menghadirkan humor yang cerdas, sambil tetap mengajak penonton untuk merenungkan pesan-pesan yang tersirat.
Catatan Tanpa Selesai, hasil kolaborasi antara sutradaraGeorge Arif, yang dikenal luas melalui karya-karyanya yang berfokus pada isu-isu sosial, menciptakan film ini sebagai penghormatan kepada seniman legendaris Nano Riantiarno, pendiri Teater Koma. Nano adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam dunia teater Indonesia, sering menyuarakan kritik sosial dan politik dengan gaya yang berani dan khas. Melalui Catatan Tanpa Selesai, George ingin menjaga semangat dan warisan yang telah ditinggalkan oleh Nano, agar pesan-pesannya tetap hidup dan dikenang oleh generasi masa kini.
Proses panjang selama 8 tahun dalam pembuatan Catatan Tanpa Selesai bukan tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana mereka harus memproses lebih dari 180 jam footage yang telah direkam. Penyuntingan footage dalam jumlah besar ini memerlukan ketelitian tinggi agar setiap adegan dapat disusun menjadi narasi yang padu. Di tengah proses tersebut, tim produksi juga harus menghadapi pandemi COVID-19. Meskipun menghadapi kendala besar ini, tim tetap berkomitmen menjaga kualitas dan visi artistik yang tinggi.
Film ini juga menjadi sebuah warisan penting bagi generasi muda, mengajak mereka untuk lebih memahami dan menghargai seni teater serta pentingnya kritik sosial dalam kehidupan. Proses pembuatannya memakan waktu 8 tahun dan akhirnya selesai pada 1 Maret 2021. Selama proses tersebut, tim kreatif menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam menyatukan elemen teater khas Teater Koma dengan bahasa visual film yang lebih dinamis. George Arif berhasil menggabungkan kedua dunia ini dengan sangat baik, menciptakan film yang kuat baik secara naratif maupun visual.
Salah satu keunggulan film ini adalah dialog-dialognya yang tajam dan sarat makna. Setiap percakapan mengajak penonton untuk memikirkan berbagai aspek kehidupan modern, mulai dari birokrasi hingga isu-isu sosial yang sering kita abaikan. George dengan cermat memadukan elemen teater dan sinema, menciptakan pengalaman menonton yang unik sekaligus menggugah emosi.
Para subyek di film ini, yang kebanyakan berasal dari panggung Teater Koma, menjadi diri mereka sekaligus membagikan inspirasi bagi para penonton.Â
Akhirnya, Catatan Tanpa Selesai bukan hanya sebuah film, tetapi juga penghormatan untuk seorang seniman besar dan warisan seni yang telah ia tinggalkan. Film ini kini dapat ditonton di Bioskop Online. Bagi para pecinta seni teater dan film, Catatan Tanpa Selesai adalah tontonan yang tidak boleh dilewatkan. Film ini tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga sebuah perjalanan afeksi dan refleksi pemikiran tentang kehidupan serta seni di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H