"Delapan tahun yang lalu".
"Kasihan surau ini, sudah tak dirawat lagi". keluhnya.
"Kita harus merenovasinya kembali". Sahutku
"Ya, kau benar. Di desa ini masih banyak anak-anak. Mereka akan senang jika ada yang bersedia mengajar".
"Sebenarnya anak-anak yang mengaji bersama kita dulu juga bisa mengajar. Tapi, entah apa yang mereka pikirkan sehingga membiarkan surau ini rapuh begitu saja".
Siang itu, kami membongkar beberapa yang dianggap sudah tak layak. Mengubahnya menjadi surau yang layak sebagai tempat mengaji. Di belakang surau, kek Belalang terbaring di bawah nisannya. Pasti surga mengelu-elukan dirinya segera masuk ke dalamnya. Angin berdesir menciptakan alunan nada sendu. Lalu matahari menggelinding. Menghilang. Purnama muncul dan sekelumit kenangan bergantian mengisi pikiran.
Lomba cipta cerpen Milad FSI Ulul Albab dengan Tema Budaya Berkarakter Islami
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H