Mohon tunggu...
Samlan Flores
Samlan Flores Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Mahasiswa

Untuk aplot artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Begibung dalam Tradisi Suku Sasak Lombok

28 Juli 2022   07:11 Diperbarui: 28 Juli 2022   09:38 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau ingin mengulik tentang keragaman, keunikan dan keindahan  budaya diindonesia tidak akan habis untuk dibincang, negeri khatulistiwa dengan jutaan keindahan yang terhampar dan gratis untuk dinikmati, tentunya kalau mau menjelajah ya :)

Jari dan pikirku terkesima untuk sedikit mengulik keunikan dan keindahan yang ada disuku sasak Lombok, pulau dengan segala keunikan dengan "pulau seribu masjid" sebagai julukan yang disematkan padanya, yang siap menyapa pelancong yang mungkin membutukan waktu rehat sejenak dari hiruk pikuk aktifitas yang sangat membosankan.

Tradisi suku sasak yang mayoritas dihuni oleh sebagian besar masyarakat yang menganut agama islam selain itu agama hindu serta agama yang lain, penuh dengan nilai-nilai yang mengajarkan indahnya kebersamaan dan keguyuban, indahnya bercengkrama dan bertegur sapa, indahnya saling berbagi dan berempati.

Menjadi satu hal yang sangat membahagiakan, ketika kita, sangat-sangat membutuhkan pertolongan dan orang lain langsung menyambut dengan membuka kedua tangannya lebar-lebar dengan senyum sumringah untuk ikut urun rembuk membantu, ah indahnya Satu hal yang sangat menarik dalam tradisi suku sasak adalah "tradisi Begibung", tradisi makan bersama ketika ada acara Begawe ( hajatan dalam tradisi suku sasak ) dengan menggunakan nampan "Nare" sebagai wadahnya, semua orang duduk bersama, duduk melingkar, dengan hidangan sederhana ditengah lingkaran yang siap untuk disantap. Ketika melingkar dan duduk bersama tidak ada sekat diantara mereka, tidak ada lagi strata maupun status sosial didalamnya, semua guyub dan bercengkrama penuh canda dan tawa sambil menyantap makanan sederhana yang dihidangkan.

Lebih uniknya lagi, ternyata semua hidangan  yang disediakan oleh orang yang punya hajat ini adalah hidangan yang berasal dari tetangga maupun masyarakat sekitar, tetangga  saling bahu membahu untuk membantu kelancaran acara hajatan " begawe" yang sedang dilaksanakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun