Pemerintahan Arinal Djunaidi, Gubernur Lampung, telah menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pembangunan ekonomi kerakyatan yang dimulai dari desa. Langkahnya tentu tidak berhenti di sini, melainkan ia terus berkomitmen untuk melanjutkan apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Ini menjadi angin segar bagi pertumbuhan ekonomi di tingkat pedesaan.
Arinal Djunaidi juga tidak menutup mata bahwa penggerak perekonomian desa tak boleh hanya dilakukan sendirian. Melainkan harus pula mengikutsertakan kaum milenial yang merupakan salah satu penerus pembangunan perekonomian rakyat. Para milenial memiliki kepekaan dan kreativitas yang tidak dimiliki oleh generasi sebelumnya. Karana seperti yang kita tahu bahwa zaman terus bergerak maju.
Di era modern ini, pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan tidak hanya sekedar tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat, khususnya generasi milenial. Milenial adalah tulang punggung masa depan, dan pemanfaatan potensi mereka merupakan strategi cerdas dalam memajukan perekonomian daerah. Dan potensi ini ditangkap dengan baik oleh sang Gubernur Lampung.
Masa Depan Desa dan Kaum Milenial
Indonesia sebagai negara agraris memiliki selaras dengan visi yang diusung oleh Arinal Djunaidi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih tinggi di desa. Dan desa-desa di Lampung memiliki potensi besar di bidang pertanian, perikanan, dan usaha kecil-menengah yang menjadi jantung ekonomi lokal.
Arinal Djunaidi sebagai pemimpin yang sudah berpengalaman tentu sangat memahami bahwa untuk membangun perekonomian yang kuat, kita harus memulainya dari akar, yaitu desa. Ia percaya bahwa pertumbuhan ekonomi yang dimulai dari desa akan menciptakan keseimbangan pembangunan antara daerah perkotaan dan pedesaan, mengurangi disparitas ekonomi, dan memperkuat ketahanan ekonomi lokal.
Pada konteks upaya membangun ekonomi kerakyatan yang inklusif, Arinal Djunaidi juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Program-program pemberdayaan yang melibatkan milenial diharapkan dapat menjadi penggerak utama dalam transformasi desa menjadi pusat ekonomi yang mandiri. Langkah ini menjadi penting karena akan berkesinambungan dan berkelanjutan di masa yang akan datang.
Sinergi yang dimaksud yakni mencakup pelatihan keterampilan, peningkatan pendidikan vokasi, serta penyediaan akses ke pasar global. Hal ini memungkinkan masyarakat desa untuk tidak hanya memproduksi tetapi juga memasarkan produk-produk lokal mereka secara langsung, memotong rantai distribusi yang panjang, dan mendapatkan keuntungan.
Selain itu, Arinal Djunaidi juga memahami pentingnya keberlanjutan lingkungan dalam pembangunan desa. Oleh karena itu, program-program pembangunan yang diusungnya selalu memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan, dengan fokus pada pelestarian alam, pengelolaan sumber daya secara bijak, serta pemanfaatan energi terbarukan. Para milenial, dengan kesadaran lingkungan yang lebih tinggi, diharapkan dapat menjadi agen perubahan dalam mewujudkan perekonomian desa.
Namun, dengan komitmen kuat dari Arinal Djunaidi, dukungan penuh dari pemerintah, serta semangat milenial yang siap berinovasi, harapan untuk mewujudkan perekonomian desa yang kuat dan mandiri semakin nyata. Keberhasilan program ini tidak hanya akan memberikan dampak positif bagi masyarakat desa, tetapi juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan.