CBU merupakan pemukiman kumuh, saya harus akui itu, banyak warga yang bekerja disektor informal (buruh bangunan, tukang gali kubur, penjaga makam, buruh cuci, pengepul beras sisa, pemulung, pedagang barang ziarah, serta lainnya).Â
Bicara pemukiman dengan tingkat kepadatan penduduk maka dapat dipetakan menjadi tiga kategori. Pemukinan dengan tingkat kepadatan tinggi hingga tidak terkena sinar matahari, pemukinan dengan tingkat akses jalan yang tidak bisa lewat motor, dan akses jalan pada umumnya.Â
Mungkin, kami dapat disandingkan dengan pemukiman kumuh di Jakarta Utara.
Kembali pada Pada proses pendaftaran calon BDT, para calon pendaftar selanjutnya dibantu dalam mengisi formulir pendaftaran. Apabila diamati maka bentuknya berupa kuestioner dengan tipe metode penilitian dengan pendakatan kuantitatif.Â
Apabila sudah  terkumpul, maka data dapat terkagorikan dan dapat dibaca dengan angka. Namun jika menggunakan tehnik probing keluar dari konteks pertanyaan kuestioner (metode kualitatif) maka kedalaman data akan ditemukan hingga mencapai tingkat ekstreem.Â
Pada pola kehidupan masyarakat miskin yang sayang untuk dilewatkan bagi para peneliti bidang sosial.
Gemetar rasanya melihat varian data yang ada. Banyak angle yang bisa dilihat dari kategori miskin, mulai dari keluarga miskin, keluarga rentan miskin, keluarga sangat miskin, keluarga miskin dengan anggota keluarga difabel, lansia miskin dll.Â
Ingin rasanya kembali berkecimpung atau setidaknya mengajak para civitas akademika untuk mengulas ini. Sehingga bisa menjadi data sekunder pada penelitian dengan tema program pengentasan kemiskinan di perkotaan ataupun menjadi bahan literasi kebijakan publik di wilayah DKI Jakarta.
Kini saya hanya memohon kepada Kelurahan CBU untuk menjadikan wilayahnya sebagai objek penelitian kemiskinan ketimbang objek wisata pemukiman kumuh. Â juga meminta mungkin, Camat Jatinegara agar mempermudah izin-izin penelitian bidang sosial.Â
Mengingat bukan hanya CBU saja yang unik, tetapi juga ada Kelurahan Balimester sebagai pusat perbelanjaan besar yang penuh sejarah, Kelurahan Kampung Melayu yang langganan banjir, Kelurahan Rawa Bunga dengan pemukiman terkumuh di Jakarta (urutan ke 3 menurut bps; pemukiman kumuh di Jakarta),Â
Kelurahan Cipinang Cempadak dan keluarhan Cipinang Muara dengan ketimpangan sosialnya, kelurahan Cipinang Besar Selatan yang hampir menyerupai CBU, juga kelurahan Bidara Cina dengan persoalan yang sama.