Mohon tunggu...
Syamsuar Gadeng
Syamsuar Gadeng Mohon Tunggu... Freelancer - Writer freelance

Pemerhati Sosial Politik & Kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Money

Ribut di Tengah Badai Corona

26 Maret 2020   12:18 Diperbarui: 26 Maret 2020   18:53 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini pandemi covid-19  menorehkan statistik baru. Amerika Serikat dengan 247 org meninggal dalam sehari dengan pertumbuhan cases baru yang tidak tanggung2 sejumlah 13.347. Grafik terus akan naik sebelum hitungan puncak terjadi.

Kematian di Italia 683 perhari setelah sehari sebelumnya 700 an orang. Diikuti Spanyol yg justru dengan trend kematian yg meningkat lebih 656 kematian dlm sehari.

Secara keseluruhan Eropa terus mengalami pertumbuhan cases baru,  walau tdk semengerikan Amerika Serikat. Kapan ini berakhir ? Belum ada yang tahu. Sebelum wabah corona gempar ekonomi Eropa juga melambat. Trend Global.

GDP(Produk Domestik Bruto) yg menurun selama dua kuartal berimbas ke resesi ekonomi. Lockdown menurunkan aktivitas transportasi sperti bandara & pelabuhan yg tutup. Resesi sering di barengi deflasi atau sebaliknya inflasi. Dan ketika dia berlangsung lama menjadi depresi ekonomi.

Alamiah saja, sistem ekonomi dunia adalah mengembang dan mengkerut, tumbuh dan resesi, depresi dan booming bak sebuah adonan kue yg bsa berubah bentuk suka2.

Dan penyebab utama gejolak itu adalah Perang. Perang biologi dgn corona efeknya, tdk terhitung jumlah kerugian yg di alami China, Eropa, Amerika, Indonesia dan semua negara.

Pertumbuhan ekonomi indonesia sbelum efek corona diprediksi dibawah 5% krn perlambatan ekonomi dunia, justru akan semakin jauh turun. Di tengah keadaan itu, pembelahan politik terus saja terjadi. Suara rakyat tdk seirama dlm perang biologi ini. 

Padahal corona sudah menjelma jadi malaikat maut yg mengamuk ditengah rakyat. Anehnya, aroma kebencian bahkan bsa muncul ditengah duka seorang presiden atas meninggal ibunya. Nalar kemanusiaan pupus oleh kebencian mendalam. 😷😢 Padahal hanya nilai persatuan yg bsa kita jadikan alat utk menghadapi pandemic ini ditengah keterbatasan negara & bangsa.

Depresi ekonomi global 1929 melahirkan raksasa ekonomi baru : Amerika Serikat & Jepang.  Setelah perang dunia ke 2 salah satunya Jerman sebagai kekuatan ekonomi baru.

Setelah resesi karena corona, pertumbuhan akan bergeser ke Asia Timur Raya. Kemampuan china, Jepang, Korsel, korut dalam meredam keganasan corona tentu menimbulkan spirit (Nation) kebangkitan lebih bagi mereka. Apakah Indonesia akan menikmati getah kebangkitan ekonomi tersebut ? Atau justru tenggelam bersama perseteruan2 kita ?

#Bersatulahditengahbahaya. 😢

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun