Bukan Rahasia lagi Golkar dan PPP mengalami kemerosotan persatuan bahkan kalimat Partai Persatuan Pembangunan ( PPP) terancam seharusnya di ganti menyusul mereka tidak kunjung bersatu.
Golkar yang selalu solid ,tetapi pada sepanjang tahun 2015 mengalami goncangan yang luar biasa bahkan terakhir ketua DPR Setyo Nevanto mundur dari kursi Ketua DPR karena dianggap menyalahi etika anggoat DPR oleh sidang MKD.
Publik terus dibuat riuh rendah dan akhirnya melupakan siapa sebenarnya aktor dibalik pecahnya kedua partai besar tersebut, bahkan para ketua partai tidak ada yang berani berterus terang tangan mana yang bermain sehingga Golkar menjadi sedemikian rupa termasuk juga dengan PPP.
Semula orang menuding Jokowi atau PDIP dengan memanfaatkan Mentri Hukum Yasonna , dimana Menteri tersebut mengesahkan Kubu Agung Laksono dan Romahurmuzy. tetapi setelah sidang keputusan Mahkamah  Agung memenangkan Kubu Abu Rizal  dan Kubu Djan Farid beredar khabar kurang sedap.
Sebelum sidang diputuskan beredar rumor  ada upaya dari mantan menteri Hukum Andi Mattalatta bersama Aksa Mahmud menemui Prof Laica Marzuki  (sebagai Ahli) untuk berupaya memenangkan kubu Agung Laksono dan Romahurmuziy namun upaya tersebut dikandaskan oleh yang professor Laica yang tetap pada pendiriannya bahwa yang sah adalah Munas Bali (ARB) dan juga Djan Farid bukan Agung Laksono dan Romahurmuziy.
Atas informasi yang beredar tersebut (dikalangan terbatas) banyak orang menuding JK sebagai otak dibalik kekisruhan Golkar dan PPP.
Sehingga timbul suara suara bahkan Biaya pertemuan Munas (Ancol) dan Munas Romahurmuziy patut ditelisik siapa yang menyumbang dana tersebut termasuk yang membayar Hotel dan sebagainya.
Belakangan JKÂ tiba tiba ingin mendamaikan Kedua Golkar tersebut dengan cara mempertemukan ARB dan Agung Laksono itu adalah hal yang anti klimaks, sebab patut di duga justru JK lah yang memulai kegaduhan di Golkar dan PPP.
tentu saja Agenda dari kegaduhan tersebut adalah agar kekuatan parlemen Koalisi Merah putih pecah dan akhirnya mendukung Pemerintah, tetapi belakangan usaha tersebut tidak cukup berhasil karena Tuhan lah pembuat skenario yang lebih tinggi. Mahkamah Agung Memenangkan ARB dan Djan Farid.
Belakangan Kubu Indonesia Hebat coba mempengaruhi PAN , dan akhirnya berhasil menggaet PAN pindah kamar mendukung Pemerintah dan Keluar dari Koalisi Merah putih, upaya perpindahan itu tidak lepas dari orang orang Partai yang cenderung mengambil sikap Pragmatis untuk tetap bisa hidup dari pada digoyang seperti yang terjadi pada Golkar dan PPP.
Saat ini meskipun JK bisa saja mengelak dari # kata kata Patut diduga " # sehingga Golkar dan PPP Pecah tetapi fakta fakta dilapangan menunjukkan demikian, kalau saja ada investigasi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan dari Munas ANCOL dan juga MUNASnya Romahurmuziy termasuk aliran dananya akan muncul dengan sendirinya siapa yang membiayai kedua acara Golkar dan PPP tandingan tersebut.