Pada Umumnya Gerakan Melingkar yang dilakukan oleh Jokowi dengan mendatangi Para Ulama langitan NU di berbagai tempat di Jateng dan Jatim , dan juga jurus terbarunya dengan meminta Ibu Khopipa menjadi Jubirnya dalam kampanye pemenangan Pilpres 2014 tidak akan berdampak dan berbanding lurus dengan pengikut NU di barisan akar rumput. Mengapa....!?
Bukan Rahasia lagi PDIP lah yang dikomandoi oleh Megawati telah melengserkan GUSDUR dari Istana ketika itu... bayangan Guru mereka, bahkan Wali mereka KH Abd Rahman Wahid di kuyo kuyo dan meninggalkan Istana Kepresidenan dengan memakai Sandal Jepit bercelana pendek belum hilang dalam ingatan semua warga NU.
Masih terngiang ngiang ditelinga mereka ucapan Gusdur bahwa PKB itu adalah telur yang dihasilkan NU dan karena itu PKB tidak bisa dipisahkan dari NU , jadi kalau sekarang Cak Imin menari nari bersama PDIP itu malah akan semangkin membuat kesal dan gusar para pengikut Gusdur dilapisan bawah.
Terbayang wajah Cak imin yang begitu gigih menghilangkan puteri Gusdur dari PKB dan karena itu PKB di kangkangi oleh Muhaimin saat ini akan tidak berbanding lurus dengan keinginan para pemilih untuk begitu saja mengikuti keinginan Gus Imin memilih JOKOWI.
JOKOWI yang refresentasi dari PDIP dan Juga PKB Muhaimin akan menyebabkan pendukung Gusdur tidak akan memilih orangnya PDIP, ingatlah ketika Hasyim Muzadi berpasangan dengan Megawati apa yang terjadi Megawati Kalah dan orang orang memilih yang lain.
Megawati yang mewakili PDIP hanya dapat suara 26,24% ( Megawati Hasyim ) sementara SBY JK 33,58% sehingga masuk putaran kedua dan dimenangkan SBY JK pada saat itu 2004.
Saat itu  Hasyim Muzadi menjabat ketua PB NU tetapi suara NU sudah dibelah Tuhan dengan cara tersendiri yaitu Wiranto pergi berpasangan dengan Salahuddin Wahid ( Saudara GUSDUR ) dan memperoleh suara 22,19 %.
Jadi kali ini pun jika Bukan Mahfud MD yang menjadi Wakil Jokowi , dan akhirnya dipilih JK maka peluang NU dipecah Tuhan terjadi lagi , kemungkinan Mahfud MD akan berpasangan dengan Calon yang diusung Demokrat entah Dahlan Iskan atau Pramono Edy Wibowo...! atau mungkin Gita Wiryawan sehingga akan mengulang kejadian tahun 2004 , Warga NU terbelah dan lebih memilih mungkin Prabowo Akbar Tanjung , atau Prabowo Nurwahid, dan juga Madfud MD Dahlan Iskan.
memang tidak ada orang yang teriak kampanye masih luka lama jengkel sama PDIP melengserkan GUSDUR sebegitu rupa tetapi jauh diadalam bawah sadar setiap pribadi warga NU di TPS nanti mereka akan memilih yang bukan wakil PDIP karena menganggap PDIPlah yang membuat sengsara sang Wali, sang Guru mereka yaitu GUSDUR.
apalagi ditenggarai beberapa waktu lalu muncul bocoran ketika ada gangguan terhadap tempat pemakaman Gusdur , ditemukan Kain kafan Gusdur masih utuh , sehingga semangkin kuatlah keyakinan warga NUÂ bahwa Guru mereka, panutan mereka yaitu GUSDUR adalah seorang Wali..!
nah seorang Wali atau Resi tidak pantas diperlakukan oleh Megawati ataupun PDIP dengan cara mendongkel Gusdur dari Kursi Presiden . Walaupun memang masih diperdebatkan tentang pencongkelan Gusdur siapa yg paling berperan, tetapi pun demikian mestinya ketika itu Megawati tidak bersedia Gusdur di dongkel.
Kesediaan Megawati berkomplot dengan DPR ketika itu menjatuhkan GUSDUR mengakibatkan luka yang dalam dan mungkin juga semacam sumpah dari warga NU sehingga dikemudian hari terlihat PDIP walaupun suaranya signifikan tidak bisa masuk dalam kekuasaan.