[caption id="attachment_366981" align="aligncenter" width="475" caption="Nyimas Yusreni"][/caption]
Hiruk pikuk percaturan politik selalu saja ada warna dan gejolak menarik untuk senantiasa dicermati, baik kalangan pemerhati atau awam sekalipun. Bermacam-macam corak dan motifnya sesuai dengan relevansi isu-isu yang berkembang, tentunya tidak lepas dari tujuan yang salah satunya dapat menjegal proses sebuah perhelatan itu sendiri.
Adalah Nyimas Yusreni (46) wanita asal Jambi yang kini hadir dengan isu kontroversial terkait konfliknya dengan mantan kuasa hukumnya sendiri yakni, Farhat Abbas.
Istri dari Ir Irzan Seorang PNS yang juga kepala UPTD di Perkebunan Propinsi Jambi sebenarnya kerap berurusan dengan hukum juga, Yusreni pernah dilaporkan oleh Ratumas Juwairiyah, seorang anggota DPRD Muarojambi ke Polsek Jaluko atas dugaan pencemaran nama baik sekitar September 2012 lalu.
Untuk diketahui Farhat Abbas tidak pernah mengurusi langsung kasus Nyimas Yusreni, Saat kasus bergulir, anak buahnya yang bernama Rakmat Jaya menjadi kuasa hukum dari Nyimas Yusreni. Belakangan, Farhat dihubungi kuasa hukum Nyimas Yusreni yang baru. Karena tidak tahu menahu, Farhat menyampaikan, kasus tersebut telah selesai dengan jalan perdamaian. "Saat mereka telepon, saya hanya bilang sudah tidak pernah komunikasi dengan Yusreni, mungkin mereka sudah damai atau baikan," kata Farhat seperti yang dirilis Okezone, pada Selasa (20/1/2015).
Farhat Abbas saat di konfirmasi tentang permasalahan ini pun tidak terima atas pernyataan Yusreni di media yang menyudutkannya, Farhat tidak akan tinggal diam. Jika memang kasus ini melebar, Farhat siap melaporkan balik kedua orang tersebut.
"Itu saja, sifat dan kata-kata Yusreni dan pengacaranya yang mempermalukan saya akan saya laporkan balik mereka, agar tahu diri dan tidak fitnah. Demikian," tutup Farhat.
Sebenarnya apa motif dibalik keinginan Yusreni untuk mengorek kembali kasus yang sudah lama bahkan sudah di SP3 kan ini? Aroma politik sangat kental mewarnai dari aksi ini, cerita lama mulai diungkit menjelang perhelatan Pemilihan Gubernur Jambi dengan ekspektasi bargaining position dan korelasinya dengan elektabilitas seorang kandidat. Asumsi ini memang prematur tetapi beberapa sumber menilai ada tendensi ke arah itu, bahkan sang suami yang seorang PNS tak sungkan-sungkan menghiasi kendaraan yang digunakan ke kantor dengan atribut Zomi Zola yang belakangan diketahui sebagai bakal calon Gubernur Jambi Periode 2015-2020, Ini adalah suatu indikasi bahwa ada nuansa politik yang melatarbelakangi. Menambah stigma bahwa Yusreni masuk salah satu dalam jajaran barisan sakit hati.
Pertanyaan yang sangat mengherankan lainnya adalah bahwa Yusreni juga terkesan tidak menghormati ketentuan hukum atas diterbitkannya SP3 oleh pihak Kepolisian Republik Indonesia Daerah Jambi. Menurut Yusreni, sebagaimana dirilis Sorot Jambi (Edisi 209/Tahun/X 2 Pebruari 2015) hal ini ia lakukan karena ia sudah terlalu sakit hati . "Saya terlalu sakit hati sekali di zholimi terus seperti ini".
Jelas sudah apa motif di balik polemik yang terjadi terhadap Yusreni adalah semata-mata dendam kesumat pribadi saja, namun siapa yang tahu apa ekspektasi sebenarnya yang secara politis dapat di runut dari berbagai kejadian di atas? toh sebelumnya telah ada kesepakatan damai antara kedua belah pihak. terlepas dari teori pembenaran oleh Yusreni mengenai tanda tangan palsu, secara hukum pihak Polda Jambi telah menyatakan bahwa penghentian penyidikan tersebut sudah sesuai prosedur.(car)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H