Mentari mulai menampakkan sinarnya, pagi yang indah dan cerah di hari kamis ini di kotaku. Pagi ini begitu banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan, di temani netbook-qu, segelas nescafe dan sepiring camilan membuat saya bersyukur menikmati indahnya pagi ini, sinar mentari yang menembus melalui kaca jendela menambah indahnya.
Jarum jam menunjuk ke angka 9, segerombolan tukang dengan menumpangi dua truck tiba dengan sigap di halaman dan kurang dari sejam berhasil memagari halaman ini dengan pagar seng yang cukup tinggi. Cahaya mentari dari kaca jendela tiba-tiba hilang. Ada pemaksaan kehendak yang terjadi.
Sengketa, + 16 tahun tarik ulur kepemilikan tanah perusahaan ini, hingga puncaknya melibatkan pihak ketiga. Semakin ramailah perebutan hak kuasa tanah ini. Tanah yang ditaksir bernilai milyaran rupiah.
"Saya sudah menghabiskan banyak uang untuk memenangkan kasus ini" terdengar nada emosi seorang bapak yang memagari paksa untuk bisa segera menguasai tanah ini. "sudah kepalang basah, sekalian basah saja. Sampaikan ke bos anda mundur saja, sebelum rugi lebih banyak lagi". Sekilas menimbulkan persepsi bapak ini rela mengerluarkan duit berapa pun agar bisa menang.
Ah iya mengapa kebenaran dan para pihak yang berwenang bisa takluk di hadapan benda yang bernama uang. Hukum bisa dibeli di Indonesia. Indonesiaku kapan berubah? Tak ada kah cela untuk kebenaran bisa berkuasa di bumi tercinta ini???
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H