Mohon tunggu...
sam ilup
sam ilup Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Lingkungan

Tertarik dengan isu Lingkungan, pemanfaatan Limbah dan RnD Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Cahaya Matahari sebagai Sumber Hidup Berkelanjutan

27 November 2023   13:13 Diperbarui: 27 November 2023   13:14 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cahaya matahari merupakan sumber energi yang tidak terbatas dan gratis, sebagai sumber energi yang tidak hanya melimpah tetapi juga ramah lingkungan, Cahaya matahari  memberikan kontribusi besar terhadap potensi pengembangan energi terbarukan.
Pemanfaatan  cahaya matahari dan dampak positifnya terhadap lingkungan mendorong penelitian dan implementasi teknologi yang memanfaatkannya secara lebih efisien. Dalam penggunaannya, energi matahari dapat diubah menjadi listrik melalui panel surya atau digunakan untuk pemanasan air, sehingga mengurangi ketergantungan pada sumber energi konvensional seperti minyak dan batubara.
Pemanfaatan cahaya matahari bukan hanya sebatas transformasi energi, tetapi juga melibatkan perubahan dalam desain rumah dan infrastruktur agar lebih responsif terhadap sinar matahari. Dengan demikian, cahaya matahari bukan hanya menjadi sumber energi, tetapi juga mendorong perubahan positif dalam praktik-praktik keberlanjutan dan hemat energi di seluruh dunia.

Dalam hal desain rumah ramah lingkungan yang memanfaatkan cahaya matahari, maka perlu mengetahui prinsip dasar pencahayaan ruangan, yaitu  cahaya harus terpantulkan keberbagai arah. Pemantulan salah satunya dapat dipengaruhi oleh warna material dan perabot interior ruangan. Permukaan yang mengkilap (glossy) akan memantulkan cahaya lebih baik dari pada permukaan yang tidak mengkilap (doff). Pencahayaan yang baik adalah pencahayaan yang memenuhi 3 kebutuhan dasar manusia yaitu kenyamanan visual, performa visual, dan keamanan (Code for Lighting 28).

Dalam merencanakan pencahayaan yang baik, ada 5 kriteria yang harus diperhatikan, yaitu:

  • Kuantitas cahaya (lighting level) atau tingkat kuat penerangan
  • Distribusi kepadatan cahaya (luminance distribution)
  • Pembatasan agar cahaya tidak menyilaukan (limitation of glare)
  • Arah pencahayaan dan pembentukan bayangan (light directionality and shadows)
  • Warna cahaya dan refleksi warna (light colour and colour rendering)

Untuk mengoptimalkan penerangan dengan penggunaan cahaya matahari maka perlu dilakukan sentuhan desain diantaranya:

1. Memperbesar Buakaan; yaitu memperbesar dimensi pintu dan jendela, pemilihan kaca untuk jendela juga perlu diperhatikan sehingga pencahayaan ruangan menjadi optimal.

2.Skylight;  secara umum adalah bukaan yang terdapat di langit-langit ruangan.Bukaan ini dapat berupa jendela horizontal, roof lantern (istilah untuk kaca yang disusun sedemikian rupa sehingga menyerupai rumah lentera yang diletakkan diplafon), dan oculus  (bukaan berbentuk lingkaran yang lazim ditemui di arsitektur abad 16).

Penggunaan banyak bukaan dalam bentuk jendela, lubang udara dan pintu adalah salah satu cara yang efektif untuk memasukkan cahaya alami.
Desain rumah yang memaksimalkan pemanfaatan cahaya matahari menjadi kunci dalam upaya mengurangi kebutuhan akan lampu penerangan. Dengan memanfaatkan cahaya matahari secara optimal, rumah-rumah dapat mengurangi ketergantungan pada sumber energi listrik untuk pencahayaan, menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan hemat energi.
Penerapan prinsip-prinsip desain ini bukan hanya memberikan manfaat dalam hal efisiensi energi, tetapi juga berkontribusi pada penciptaan lingkungan yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, desain rumah yang memanfaatkan cahaya matahari dengan baik bukan hanya sekadar estetika, melainkan langkah nyata dalam mendukung kehidupan keberlanjutan dan efisiensi energi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun