Mohon tunggu...
samidi khalim
samidi khalim Mohon Tunggu... -

Profesi : Peneliti bidang Khazanah Keagamaan Balai Litbang Agama Semarang. Spesialis : Islam dan Budaya Jawa, Filologi Penddk : S1, S2, dan S3 diselesaikan di UIN WALISONGO SEMARANG Home : Semarang Hoby : Reading $ Writing

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pesona Wanita

31 Mei 2011   07:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:01 2983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

DAYA PESONA WANITA

(Rahasia Membangkitkan Aura Pribadi)


"Allah (pemberi) cahaya ( kepada) langit dan bumi . Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca(dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon Zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya.). Yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahayanya siapa yang dikehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (Q.S. : 24 :35).

"Tuhan adalah cahaya langit dan bumi", demikian penegasan Al-Qur'an yang kemudian dimensi kosmogonis dan kosmologisnya, dan diperkuat oleh Rasul SAW. Dengan sabdanya, "Yang pertama kali diciptakan oleh Tuhan adalah cahaya". Realitas alam Islami yang penting ini mengejawantahkan dirinya tidak hanya di angkasa yang terang benderang dan kegemerlapan sinar yang memberi ciri sebagian besar pusat dunia Islam klasik berkembang. Identifikasi cahaya dengan prinsip spiritual yang sekaligus membentuk, mengatur, dan membebaskan ini merupakan suatu faktor yang menentukan pada sakralisasi aura atas diri manusia itu sendiri, yang menyempurnakan faktor-faktor dan prinsip-prinsip tersebut diatas. Selain itu pada akhirnya cahaya ini sama seperti firman, karena menurut hadits lain disebutkan bahwa "yang pertama kali dicipta oleh Tuhan adalah firman (Al-Kalimah)" sehingga pada dasarnya identitas cahaya dan firman (Al-Nur dan Al-Kalimah) adalah serupa. Hal ini menegaskan peran Al-Qur'an sebagai petunjuk (Al-Huda), jalan menuju Tuhan, "Bagaikan sepercik cahaya menyinari kegelapan eksistensi manusia di dunia ini".

Aura adalah merupakan pantulan dari sisi luar pancaran cahaya langit dan bumi, yang mengkristal secara batin dan terpendam dalam jiwa manusia. Cahaya aura tidak menyilaukan mata, bahkan sebaliknya ia akan dapat menyejukkan dan menentramkan batin orang yang pada dasarnya memiliki kepekaan sensual dan sedap dipandang mata bagi orang lain yang memandangnya. Sedangkan kehebatan lain dari cahaya aura itu sendiri tidak terlepas dari aneka warna memukau yang melambangkan kesempurnaan ciptaan Tuhan dan aspek lain dari jiwa Nabi Muhammad SAW. Yang merupakan suatu teofani dan refleksi dari ketakterbatasan kekayaan khazanah Tuhan yang tercipta setiap saat tanpa pernah kehabisan kemungkinan-kemungkinannya yang tampak sebagai refleksi duniawi dari keadaan surgawi. Maka aneka warna hasil polarisasi cahaya aura melambangkan manifestasi yang Esa dalam yang banyak, serta kebergantungan yang banyak kepada yang Esa. Setiap warna dari cahaya aura melambangkan keadaan dan cahayanya sendiri, tanpa cahaya yang terbatas hanya pada warna tertentu. Apabila aneka warna dianggap melambangkan keadaan dan tingkatan eksistensi kosmik, maka warna aurapun merupakan simbol dari wujud dan simbol sumber seluruh eksistensi yang senantiasa berhubungan dengan kehadiran Tuhan dan inteligensi kosmik yang juga bersinar di dalam diri manusia dan merupakan sarana untuk menyadari keberadaan yang Maha Esa, melalui cahaya yang bersinar di seluruh kosmos dari pusat Axis mundi (cahaya keberkahan) yang tidak di timur maupun di barat. Aura itu sendiri adalah suatu pancaran sinar (cahaya) yang mengalami proses penghalusan berkali-kali sebagian sinarnya melingkupi makrokosmos (alam semesta/jagat besar) dan sebagiannya lagi melingkupi mikrokosmos (manusia/jagat kecil), pancaran sinar aura ini ada yang aktif dan ada pula yang non aktif baik pada alam semesta maupun pada diri manusia. Daya aktif aura atas alam semesta akan tampak terlihat nyata dan jelas pancaran sinarnya (transparan) sedangkan daya aktif aura atas diri manusia tidak begitu jelas terlihat (hanya berupa uap tipis)

Pancaran Sinar Aura Terbagi Menjadi Dua Bagian :

Sinar aura Puraka (menarik - menyedot)

Jenis aura yang dimaksud ini (aura puraka) setiap saat dapat dilihat oleh mata lahir, dengan menggunakan peralatan medis tertentu, atau dengan pandangan mata lahir seseorang yang sudah terlatih dengan baik, sehinggga ia akan dapat mengetahui jika seseorang itu mengidap suatu penyakit atau tidak, dengan hanya mengetahui atau melihat warna aura yang terdapat (yang keluar) dari tubuh manusia. Aura jenis ini akan terlihat berupa uap / kabut tipis yang melingkari / menyelimuti seluruh bagian tubuh eksternal (luar) dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Jenis aura ini selalu aktif dalam tubuh manusia, sedangkan polarisasi warna aura ini tipis dan tebalnya tergantung pada kondisi tubuh manusianya, dan jika seseorang sedang sehat lahir batinnya, maka pancaran sinar auranyapun akan menebal dan jelas terlihat dengan menggunakan peralatan medis tadi. Akan tetapi bila seseorang itu dalam kondisi tubuh yang kurang sehat (sakit) baik lahir maupun batinnya, maka sinar auranya akan terlihat redup - tipis dan samar. Jenis aura ini dimiliki oleh pria maupun wanita dengan kadar prosentase yang seimbang. Jenis polarisasi warna aura puraka terdiri dari : warna merah - kuning - hijau - biru dan putih . Polarisasi warna aura ini memiliki warna-warna muda, mendekati warna pastel. (Mengenai keterangan jenis aura puraka ini, dunia paramedis lebih mengerti dan lebih paham daripada penulis sendiri)

Sinar aura Resaka (mengeluarkan - membangkitkan)

Sinar aura resaka adalah suatu pancaran sinar yang bersifat ilahiah, mistis dan sakral yang dapat menimbulkan daya pesona - daya tarik dan kharismatik bawaan lahir pada setiap diri manusia. Aura jenis ini tidak dapat dilihat oleh peralatan yang paling canggih sekalipun. Jenis aura ini akan sangat bermanfaat dan banyak membantu manusia di dalam kehidupannya sehari-hari, baik di dalam pergaulan antar manusia - dalam pekerjaan - dalam karir / jabatan - dalam berbagai bidang usaha dan dalam mendapatkan pasangan hidup (jodoh/hitbah) serta dapat menimbulkan daya pesona yang kuat memikat bagi lawan jenis. Jenis aura ini terdapat pada alam semesta dan di dalam diri manusia (pria dan wanita) dengan jumlah kadar persentase yang berbeda satu sama lainnya. Pancaran sinar aura resaka pada alam semesta sebanyak 60%, pada manusia 40%. Sedangkan untuk manusia dibagi menjadi 2 (dua) bagian yakni : Pria = 10% (untuk pria 5% terletak pada seluruh wajahnya sampai kepala dan 5% lainnya terletak pada pangkal leher/tulang punggung atas sampai tulang kaki) untuk wanita = 30% (20% terletak pada bagian wajahnya sampai kepala. 7% terletak pada pangkal leher/tulang punggung atas sampai pelvis, tulang pinggul yang mencakup pantat dan vagina. 3% terletak dari paha sampai ujung kaki. Dan pancaran halus sinar aura wanita 20% yang terletak pada wajah sampai tulang punggung/ pangkal leher dibagi lagi menjadi 4 bagian 5% pada mata - 5% pada hidung - 5% pada mulut dan 5% nya lagi pada seluruh dasar wajah dari dahi sampai dagu).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun