Memasak dengan menggunakan tungku dapur atau pawon bagi masyarakat daerah Brebes sudah hal biasa semenjak dulu kala.
Bahkan hingga kini masih banyak warga yang memakai tungku dapur meskipun ada kompor gas yang tentu lebih cepat untuk memasak.
Apa alasan warga tidak mau memakai kompor gas? Ternyata simpel jawabannya yaitu karena tidak bisa memasang kompor gas.
Sejak dulu hingga sekarang, dirumah Saya pun masih menggunakan tungku dapur meskipun ada dua kompor gas untuk memasak segala keperluan hidup.
Menurut Ibu Saya yang sering menggunakan tungku dapur, seorang Ibu rumah tangga harus bisa mengirit biaya hidup dalam rumah tangga termasuk dalam menggunakan gas elpiji agar irit.
Apa lagi sekarang harga elpiji naik tentu saja seorang Ibu rumah tangga harus cerdas menyikapinya soal kebutuhan ekonomi dikeluargannya.
Biasa untuk dua gas elpiji dua dengan dua kompor gas jika setiap hari dipakai untuk memasak saja bisa lebih awet sampai sebulan.
Gas elpiji cepat habis mana kala ada keperluan lain seperti memperkerjakan orang atau tukang kuli disawah yang bahasa Brebese ngulekna, maka dua tabung gas dalam dua minggu saja sudah habis.
Pasalnya dalam memasak gas menyala tiada berhenti. Sebagaimana warung warteg yang selalu memasaka aneka menu.
Saya juga sering memakainya dengan kompor gas karena memang Saya hobi minum kopi hitam yang airnya tidak mau tanggung.
 Walaupun ada termos tetapi Saya lebih suka merebus air langsung dari kompor gas. Sebab kopi jika airnya setengah panas maka kurang kentel.