Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Natal 2021: Belajar dari Riyanto Sang Pahlawan Kemanusiaan

25 Desember 2021   14:35 Diperbarui: 25 Desember 2021   14:43 1329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Almarhum Riyanto Banser NU (Tribunnews.com)

Melihat hal itu Riyanto bukan lari untuk menyelamatkan diri, padahal andaikata ia ingin selamat ia bisa saja lari sejauh mungkin, Riyanto tahu itu bom sebab adanya kabel yang sudah memercikan api.

Namun tidak bagi Riyanto, ia justru mengambil bom tersebut yang didekapnya sambil berlari dengan maksud menjauh dari jemaat.

Tiaraaaaaaaap...! Begitu spontannya Riyanto mengkomando seluruh jemaat dari ratusan orang yang sedang menjalankan ibadah Natal.

Duarrrrr...! Bom yang didekapnya pun meledak seketika. Badannya mental sampai sejauh lebih dari 100 meter. Bahkan sangkin kuat suara bom tersebut hingga Gereja yang dipagar beton pun hancur beserta tubuh Riyanto yang terpisah-pisah. Jari, muka, kaki serta sekujur tubuhnya remuk berceceran terpental kemana-mana akibat bom.

Riyanto tewas seketika akan tetapi namun dengan seluruh teman sesama Banser dan jemaat yang beribadah, semuanya selamat.

Riyanto saat itu baru berumur 25 tahun dan mungkin masih jomblo sebab banyak anggota Banser yang masih sendiri mengabdikan diri.

Meski beda Agama, Riyanto Islam sedang Gereja yang dijaganya Kristen namun inilah arti sebenarnya dari toleransi beragama.

Riyanto tidak hanya pantas di acungi jempol. Lebih dari itu ia pantas mendapatkan apresiasi yang tinggi atas pengorbanannya menyelamatkan ratusan nyawa.

Barisan Ansor Serbaguna. (Foto: dok. istimewa)
Barisan Ansor Serbaguna. (Foto: dok. istimewa)
Oleh karena itu mari belajar dari Riyanto dari tragedi bom Gereja pada 24 Desember tersebut agar sebagai sesama manusia hendaknya harus saling tolong menolong, mengasihi dan menyayangi.

Gus Dur berkata "Riyanto telah menunjukkan diri sebagai umat beragama yang kaya nilai kemanusiaan semoga dia mendapatkan imbalan sesuai pengorbanannya".

Indonesia adalah mayoritas penduduknya sangat majemuk karena Indonesia terdiri dari beberapa suku, Agama, ras, adat dan budaya. Dari sinilah muncul keberagaman dalam Agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun