Dari sinilah saat selesai menyanyikan lagu (Padamu Negeri) ada beberapa buruh yang memulai berteriak. Hidup Anies..! Hidup anis.
Sejumlah buruh pun menambahkan dengan seruan mendukung Anies menjadi Presiden 2024. Namun Anies kemudian kembali masuk ke dalam gedung Balai Kota sesudah berpoto-poto bersama dengan sejumlah pihak dari demontrasi.
Mungkinkah ini hanya sebuah pencitraan belaka? Atau mungkin ada kepentingan lain di balik ini?.
Apakah seperti itutujuan demo agar seruan Anies jadi pleciden menggaung seantero Jakarta lalu jadi topik utama dalam berita utama demo buruh? Apakah hal ini sudah dikondisikan dengan seksama?.
Jika iya terus gimana apa bila ada pihak yang ingin demo dengan menuntut hunian rumah DP nol rupiah dipermudah syaratnya?.
Pertanyaanya apakah Gubernur tersebut juga menemui mereka? atau memilih diam menyuruh Wagub DKI yang menjadi jubirnya?.
Sebab jarang sekali Anies bertemu pihak yang menyuarakan masalah dan keluhan warganya. Jika begini bisa jadi hanya sebuah pencitraan.
Janji tinggalah janji dari janji ini janji itu agar pihak yang diberi janji merasa puas dengan kinerjanya namun tanpa dengan disadari bahwa mereka ini sebenarnya adalah calon-calon yang pada gigit jari.Â
Mereka tidak tahu dan hanya euforia yang ada, berteriak lantang mendukung jadi pleciden gitu?. Oalah, Inilah polanya yang kembali datang secara terus berulang-ulang.
Gubernur DKI memang sangat lihai dan pintar saat memanfaatkan orang-orang yang mudah dibual dengan janji manis. Kelemahan mereka inilah yang dijadikannya hanya untuk mendulang suara.
Oleh karena itu janji apa pun akan mudah keluar dari bibir manisnya. Mendatangi demontrasi lalu memberi janji pada buruh dengan harapan agar mereka luluh. Membuat mereka mabok dalam khayalan sak duwur-duwure.