Sebagaimana dulu pengalaman Saya sejak kecil umur belasan tahun ketika kelas 1 Madrasah Tsanawiyah (MTs) telah terbiasa membangunkan orang untuk makan sahur dikampung Brebes Jateng.
Bangunin Sahur ternyata sudah ada sebelum Saya lahir sehingga membangunkan orang untuk makan sahur sudah menjadi tradisi turun temurun sebelum Saya.
Hanya memakai alat tong-tong prek (bambu tali gede dibolongin antara ruas) didaerah Saya tapi nggak tahu di Daerah Kamu namanya apa mungkin berbeda ya.
Biasa Saya bersama teman berenam dan masing-masing membawa alat kentongan atau tabuh-tabuhan seperti panci dan botol kecap dan apa saja yang penting bunyi pasti dibawa.
Alat bangunin sahur dulu sangat sederhana tidak seperti sekarang yang sudah memakai mesin berikut musiknya yang diarak sepanjang jalan didesa.
Tradisi Bangunin Sahur sudah ada sejak lama dikampung Saya bahkan dulu ketika Saya masih kecil sering lewat depan rumah gangan dan yang saya lihat cuma kentongan namun suaranya nyaring.
Sekarang bangunin sahur dikampung Saya sudah berubah menjadi musik yang diarak dengan gerobak dan mesin diesel kemudian mesin sound system dan ampliflier seperti hajatan pada umumnya.
Sepajang jalan keliling kampung dari gangan ke gangan keluar masuk tidak luput dari grup bangunin sahur dengan cara karaoke dangdut dan lain sebagainya. Sehingga sangat meriah sekali.
Tradisi bangunin Sahur model tongprek dan kentongan bambu sudah tidak ada semenjak pada beberapa tahun lalu di Desa Saya berganti menjadi sound sistem.
Samhudi BhaiÂ
Kompasianer Brebes Community (KBC) 68-Jawa Tengah Indonesia.