Salah profesi adalah suatu kalimat kurang etis bagi Saya secara pribadi. Kalimat yang bersinggungan dengan bidang pekerjaan pada setiap individu ini bisa dibilang kurang tepat jika diterapkan dengan kondisi pokok yang sebenarnya.
Banyaknya kalangan pendidikan tinggi seperti SMA, STM, SMK, MA bahkan mereka yang bergelar Sarjana S1 berprofesi tidak sesuai dengan bidangnya. Para alumni ini justru lebih memilih keinginannya masing-masing dalam bidang profesi. Sehingga hal tersebut tidak bisa dibilang salah profesi.
Mengapa begitu mudahnya mengambil kesimpulan terhadap profesi seseorang? Bukankah hal tersebut telah menjadi bagian dari privasinya? Kiranya tidak perlu apa dan bagaimana profesinya. Selagi halal dan tidak merugikan orang lain biarkan saja tak perlu tahu urusan profesi seseorang.
Sebagai contoh ada seorang Mahasiswa jurusan kedokteran namun bekerja sebagai petani padi misalnya, apa yang Anda lakukan? Apakah akan menyalahkan mereka dengan menyebut salah profesi? Kalau iya apa alasannya?Â
Mengapa pula mereka mengatakan hal tersebut sebagai seorang yang salah profesi atau tidak sesuai dengan pendidikan yang diembannya, apanya yang salah sih? Jika hal tersebut semisalnya Anda tanyakan kepada yang bersangkutan pasti Anda akan dibilang Kepo atau istilah lain rempong. Haha..
Pendidikan memang prioritas utama sebagai bekal atau kunci dalam segala hal, sebab seseorang dapat bermanfaat dan tidaknya didalam kehidupan bermasyarakat terlebih berbangsa dan bernegara ketika seseorang tersebut sedikit mempunyai bekal ilmu pendidikan. Hal ini Saya pun mrngakui dan yakin bahwa hal tersebut dapat mempengaruhi dalam bidang profesinya.
Salah profesi tidak layak disebutkan dan ditujukan kepada orang-orang yang mempunyai integritas tinggi dalam profesinya. Apapun profesinya. Bahkan Saya membenarkan jika istilah orang Jawa mengatakan "wong urip iku kudu kerjo nek ora kerjo arep mangan opo kan ngunu bro, hehehe.. ".
Profesi bukanlah tujuan utama seseorang didalam hidupnya. Banyak di daerah Saya dari yang berpendidikannya tinggi sampai rendah berprofesi sebagai petani, bahkan ada yang pendidikannya dari pondok pesantren pun berprofesi sebagai petani biasa yang setiap hari kesawah.
Bayangkan mondok puluhan tahun dan mungkin bagi Anda akan menganggap bahwa hal tersebut paling tidak jadi Kyai yang pandai ceramah. Namun faktanya ini malah berprofesi menjadi petani dan tdak sama sekali mengajar atau jadi penceramah. Anda heran? Saya apa lagi.
Contoh nyata lainnya Adik Saya sendiri dia lulusan SMK Kejuruan Bulakamba Brebes. Namun ia sekarang malah bekerja di Malasyia sebagai TKI yang setiap hari kerjanya ngurusi tanaman bonsai.Â
Saya kira bukan masalah pendidikannya namun skillnya dalam menyelesaikan tugasnya. Tidak ada yang salah apalagi salah profesi jika ada dari kalangan rakyat jelata yang hanya berpendidikan SMP misalnya bekerja disebuah kantor atau perusahaan atau sebaliknya banyak yang berpendidikan tinggi seperti Mahasiswa hanya bekerja sebagai buruh atau wiraswasta. Contoh lain para TKW, padahal ijazah SMA lalu apakah Anda akan menyalahkan sebagai salah peofesi?.