Hari lahir (Harlah) Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) yang jatuh pada tanggal 24 Februari 2021 kemarin berlangsung sukses tanpa suatu halangan apa pun. Sekalipun acara ini diadakan secara virtual namun sungguh luar biasa.
Hadir pada malam hari itu diantaranya adalah KH. Robikin Emhas selaku Ketua Harian Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan juga Gus Zain As-syujai selaku Ketua Umum Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU).
Selain dihadiri oleh para tamu undangan Zoom meeting seperti Ketua GMNU Jawa Tengah Gus Rahmawan beserta Wakilnya Gus Aat Nurohman, juga dihadiri oleh KH. Miftah Maulana Habiburahman atau biasa disapa dengan Gus Miftah.
Gus Miftah merupakan salah satu dari Penasehat GMNU Jateng, juga Pendakwah sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Yogyakarta. Turut hadir dalam acara tersebut Deddy Corbuzier sebagai bintang tamu sekaligus motivator untuk seluruh Generasi Muda Nahdlatul Ulama.
Acara berlangsung meriah dan khidmat tepat pukul 20.00 Wib malam Rabu. Mulai dengan pembacaan Tilawatil Quran oleh Brandral Qori yakni Gus Fansuri, lalu disusul dengan sambutan dari Gus Zain juga di ikuti kurang lebih 100 orang dari berbagai daerah dengan penuh antusias.
Mengingat om Dedy super sibuk, Gus Miftah pun serta merta mempersilakan tamu istimewa tersebut untuk memberikan support sepatah dua patah kata untuk para Generasi Muda diacara harlah ke 3 Tahun Generasi Muda NU.
"Ini luar biasa kalau kita berbicara tentang NU dan Generasi Muda mungkin pesannya gini gus, Generasi Muda NU ini adalah Generasi-Generasi yang harus berani speak up"Â ujar Deddy Corbuzier pada acara tersebut Rabu 24/2/2021 malam di channel youtube GMNUTV.
Lebih lanjut Dedy menjelaskan bahwa Generasi Muda NU harus berani speak up tentu dengan alasan yang benar demi marwah dan kehormatan Nahdlatul Ulama, sehingga sekalipun beresiko diserang oleh berbagai macam aliran, Generasi Muda NU tetap membela NU.
Menurutnya Generasi Muda NU ini adalah Generasi yang tahu bagaimana caranya memainkan peran dimedia sosial dengan tetap menyuarakan kebenaran dan kebaikan secara positif dengan berpegang teguh pada ajaran Nahdlatul Ulama.
Namun, faktanya masih banyak yang tidak mau ngomong soal kebenaran didalam membela NU dan kebanyakan diam karena mungkin takut ngomong dimedsos terkait kebenaran tersebut.