Bukan hanya dari lima pejabat tinggi negara saja yang menjadi tuduhan miring terkait kudeta tersebut. Presiden Joko Widodo pun ikut disebut-sebut terseret dalam kudeta ini walaupun faktanya masih menjadi bagian dari framing.
Mengapa AHY tuding pihak istana ingin mengkudeta Parta Demokrat? Ah itu sih pintar-pintarnya AHY saja, sebab pada intinya baik AHY maupun SBY sama-sama memakai jurus playing victim
Kesimpulan Agus Harimurti yang dinilai grasa grusu membuat gempar warga seantero negeri. Tanpa pikir jero telah mengambil keputusan yang fatal bahwa menurutnya kudeta bakal terjadi karena adanya pertemuan dari orang-orang tersebut dalam sebuah Kongres Luar Biasa (KLB). Saya turut prihatin, hehehe..
Sedang disinggung mengenai kongres tersebut, Moeldoko dalam keterangannya mengatakan jika dirinya kerap bertemu dengan orang-orang penting dan bertemu dengan para tamu dirumahnya.Â
Dinamika politik yang begitu konkret di tubuh partai Demokrat ini justru telah menjadi momok tersendiri baik sebagian orang dan terkesan urakan. Ketika AHY diundang dan bercerita dihadapan pers hal ini membuat saya merasa prihatin.
Sebagai sosok kader sebuah partai saja paling tidak harus memiliki skill of the power apa lagi sekelas ketua umum. Jelas harus bisa menguasai dari segi politik apa itu yang dinamakan kudeta.
Sebagaimana diketahui bahwa kudeta hanya akan berlaku untuk internal saja. Ambil contoh didalam sebuah negara tentu terdapat kudeta terhadap Presiden atau pimpinannya. Jika hal itu sampai terjadi tentu yang melakukannya adalah orang-orang yang berada didalam negara tersebut. Seperti militer, sipil dan politik.
Jika yang melakukan pelengseran bukan orang dalam tapi orang luar maka bukan kudeta lagi namanya, akan tetapi invasi.
Berbeda dengan problem ditubuh partai demokrat. Maka persoalan ini termasuk kategori internal yang sudah diakui oleh AHY sendiri bahwa ada kadernya yang berusaha untuk mengganggu kepemimpinanya untuk mengkudetanya.
Hal ini terbalik jika dilihat dari pemahaman AHY yang dipikir bebas dapat bergerak kemana saja selagi menjabat sebagai pimpinannya yang disamakan dengan sebuah perusahaan.
Apa lagi telah menjurus lebih jauh agar kudeta ini seolah benar adanya sehingga harapannya Presiden Joko Widodo memberikan klarifikasinya setelah disuratinya kemudian menjadi bahan untuk gorengan kelompoknya. Prihatin..