Mempunya hubungan asmara percintaan dengan kekasihnya yang setia, jujur, dan saling menerima apa adanya bagi masing-masing pasangan adalah harapan dari semua orang siapapun itu tanpa terkecuali termasuk saya.
Pemberi Harapan Palsu (PHP), ingkar janji, selingkuh dan lain sebagainya adalah termasuk ciri-ciri dari Toxic Relationship. Tentu saja ini merugikan.
Pada kenyaataanya masih banyak saja seperti saya yang sudah jomblo ingin punya pendamping hidup namun susah sekali untuk mendapatkannya sesuai dengan keinginan hati saya.
Rata-rata dalam hubungan yang seperti itu yang tanpa dengan disadari telah masuk perangkap yang sulit untuk diselesaikan. Sebab orang yang melakukan hubungan toxic relationship tersebut tidak dapat memberi dukungan.
Bahkan hubungan mereka dapat menjurus kearah broken heart jika terlalu emosional dalam menyikapinya.
Pasangan kita cenderung mengharapkan sesuatu yang merupakan keharusan bagi dia. Seperti contoh meminta sesuat yang jika tidak dituruti berujung fatal yaitu putus hubungan kekasih (PHK).
Saya sering mengalami hal demikian ketika dulu masih sekolah dan saya pikir hal wajar dalam hubungan kasih. Namun dugaan saya tersebut salah.
Setelah dia mengetahui akan keadaan kondisi saya justru lebih menyakitkan lagi kisahnya jika saya paparkan disini. Putus hanya karena masalah sepele yang itupun tidak masuk akal lalu diberbesar dengan alasan macam-macam.
Sebagai cowok yang berusaha bersikap dewasa hanya punya pikiran ngapain diurusin toh dia sudah pergi meninggalkan kita dan tak mungkin kembali. Seperti itulah jika belom jodoh.
Ketika sudah mulai depresi saya baru sadar bahwa hubungan yang seperti saya ini bertepuk sebelah tangan lebih dominan saya cintanya dari pada dia.
Hubungam yang dinyatakan berawal dari dia dan berakhir dari dia juga seperti lagu yang berjudul kertas dan api adalah suatu hubungan yang sudah tidak sehat lagi.