Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saya Tidak Memilih Donald Trump

6 November 2020   20:48 Diperbarui: 6 November 2020   21:50 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemilu Amerika Serikat/kompasiana.com

Anda mau melawan pemerintah? Berarti anda tidak "..Athiullaha Wa Athiurasula dang .."?   Sudah tahu organisasinya telah dibubarkan sejak beberapa tahun lalu tepatnya 2017 dengan keputusan presiden eh masih saja arwahnya bergentayangan mencari mangsa agar cita-citanya tercapai yakni ajaran khilafahnya.

Framing demi framing dijadikan alat utama untuk menebar hoak, ujaran kebencian serta membuat ahlul fitnah wal jamaah. Namanya juga pemberontak.

Tuduhan kepada pemerintah yang sah agar rakyat termakan gorengannya mereka gunakan dengan senjata anti ini anti itu. 

Tak cukup dengan kata anti saja bahkan ediannya mereka gunakan isu yang lebih parah dari kata anti tersebut. Komunis? Iya begitulah kura-kura.

Kenapa sedemikian bejatnya moral mereka hanya gegara pilpres, pilgub dan pil-pil yang lainnya termasuk pileg. Anda mikir sendirilah, karena ngak penting untuk saya bahas.

Seperti yang terjadi di Amerika. Dibomnya Gedung Word Trade Centre (WTC) yang sudah tentu pelakunya adalah teroris. 

Mereka para teroris lakukan hal tersebut agar satu sama lain saling tuduh saling ribut dan perang. Jelas bahwa hal in pada akhirnya yang akan disalahkan sebagai framingnya adalah Islam.

Mereka yang membikin sendiri, mereka yang membakar sendiri dan mereka pula yang ribut sendiri. Pacingane ora payu.

Inilah hadza zaman.. inilah hadza zaman kata Habib luthfi. Jika ingin menghancurkan Indonesia maka hancurkan dulu NU nya. Baru kemudian dibenturkan satu sama lainnya dengan fitnah dan hoak. Diadu domba dengan sesamanya. Miris..

Jika sudah sudah demikian siapa yang mau bertanggung jawab? Padahal keutuhan sebuah negara berada dipundak masing-masing orang Indonesia. Agar bersatu tidak mudah untuk dapat dipecah belah.

Sungguh sangat luar biasa efek pilpres. Hanya gegara beda aliran, beda partai, dan beda pilihan satu sama lain sesama saudara saling benci. Move on lah..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun