Sampai kapankah kita yakin TNI benar-benar bisa profesional dan tidak bakal mengulangi sejarah kelamnya? Pehatikan jejak pendapat Kompas kemarin. Hampir 50 % masyarakat suka mantan tentara sebagai presiden mereka! Gejala apa ini? Apakah memang ingatan rakyat kita begitu pendeknya dalam melihat masa lalu? Ataukah memang rakyat menghendaki rezim otoriter? Ataukah memang rakyat hanya menemukan ketegasan dalam diri mantan tentara? Toh buktinya presidennya sekarang tidak tegas juga dalam hal yang sangat prinsipil -kedaulatan - misalnya. Lantas, mungkinkah TNI besar kepala dengan fakta tersebut dan punya pembenar kelak untuk kembali ke masa lalu?
Semoga itu hanya kecenderungan masyarakat kita yang senang bernostalgia. Rindu pada presiden pemberani seperti Bung Karno yang coba dihadirkan kembali. Begitu pun pada presiden yang pernah lahirkan kesejahteraan sekaligus ketenteraman yang begitu terasa. Padahal kita ketahui, kedua presiden menggunakan tentara sebagai pelanggeng kekuasaan mereka.
Kini bagaimana kita melihat kiprah TNI? Sebagaimana Panglima Besar Jenderal Besar Sudirman pernah bilang: "Satu-satunya hak milik republik yang tidak berubah hanyalah TNI." Konteks tersebut tidak hanya dalam revolusi kemerdekaan melainkan juga hingga masa mendatang. Menjadi katalisator bagi negeri ini meski entah seperti apa perubahan yang bakal lahir kelak. Semoga marwah itu terus dijaga. Dirgahayu TNI, jagalah demokrasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H