Hari ini Rabu, yang artinya istriku –pakdhe lebih senang dalam bahasa tulis memanggilnya kekasih halal- piket di sekolah..maksudnya berangkat pagi-pagi benar untuk menyambut kedatangan para murid dan menebar salam kepada orang tua atau wali yang mengantar, serta pulang paling sore sampai dengan anak habis di jemput ke rumah. Namun hari ini pulangnya semakin sore karena sepulang dari sekolah mengajar murid-muriod mungilnya masih ada satu kegiatan lagi yaitu pengajian rutin, yang biasanya di hari Jum’ah sore kini dig anti hari Rabu karena suatu hal. Seperti biasa, sepulang pengajian pakdhe ngobrol ngalor ngidul bersama sang kekasih halal tentang seputar kajian tadi; “De Tum, kajiannya apa aja tadi?” ee bukannya menjawab dengan rangkaian kata-kata sang kekasih halal malah merespon dengan senyum, bukan senyum simpul…lebih dari itu..senyum tali-temali USut punya usut pengajian sore tadi bertemakan Wanita Sholehah, khususnya Istri Sholehah. Hal yang paling mengena di hatinya dan yang paling ia khawatirkan langsung ia ceritakan, “Kak, saat ade sholat-sholat wajib..dan amal ibadah lain, sementara saat itu kakak sedang tidak ridhlo dengan Aya berarti hingga pagi dating sholat Aya relativ tidak di terima ya Kak..?” dengan muka besengut protes a la Aya tentu saja Namun kemudian ia menjawab sendiri, “Kata ustadzah barusan Tidak di terima sholat dn tidak di angkat kebaikannya hingga pagi tiba jika suaminya tidak ridhlo pada istri.” lalu bercerita “Tadi Bu Cici juga bilang Istri akan masuk surga melalui pintu mana saja apabila puasa ramadhan, menjadga kemaluan, taat pada suami, sholat 5 waktu, dan yang ketika ia meninggal suaminya ridhlo.” Langsung saja terus pakdhe tanggap sampe de Aya cape bercerita, maksud pakdhe kan kalo bercerita ulang kan sama dengan menghafal biar mengendap abadi seumur hidup di otak dan tertransfer ke akhlaq ^^V Pakdhe bertanya, “Trus apa lagi kata bu ustadz de..?” sang kekasih halal menjawab “Yaa katanya harus pinter-pinter membuat suami seneng, menemani dengan penuh kepuasan..kepuasan di sini luas lho kak.., jadi missal kakak minta di anterin ke kantor pos misalnya atau pergi kondangan dan ade langsung bergegas menemani sampai dengan pulang hingga kakak urusannya selesai dan puas itu juga termasuk lho Kak!” Cerita terus mengalir..termasuk tentang bergaul dengan penuh ketaatan, memperhatikan penciumannya…biar wangi terus, memperhatikan penglihatannya…usahakan kita menarik terus, memperhatikan waktu makannya, tidak membuat kegaduhan saat suami tidur, menjaga hubungan baik kepada kerabat-kerabat suami, menjaga harta kekayaan suami, tidak menyebarluaskan rahasia suami, dan pula tidak menentang perintahnya. Dalam hal ini sebenarnya de Aya sudah pernah mendapatkan materi yang sama ketika mentoring saat kuliah. Namun yang namanya manusia kadang sering lupa. Di sinilah gunanya mengaji, belajar…dan inilah pula ke istimewaan mengaji bersama guru, dengan adanya guru harapannya kita menjadi lebih terpacu dalam belajar..ada target-target tertentu yang harus di kejar, ada tempat bertanya, dan ada teman-teman yang mengingatkan, berbeda halnya ketika kita mengaji hanya melulu kepada buku dengan tanpa guru. Bukan hanya kepada istri, kepada parasuami pakdhe mengajak..dan juga mengajak diri pakdhe sendiri untuk mari kita mencintai pasangan hidup kita dengan ae-arif mungkin..mencintai dengan cara bijaksana..dan sebisa mungkin berkiblat kepada Rosululloh Muhammad SAW dalam berkeluarga. Jangan lupa kiranya kita berterima kasih kepada pasangan hidup kita bahwa ia dulu telah mau menerima kita sebagai pasangan hidupnya, yang insyaAlloh selama-lamanya. Menerima kita dengan gagah berani walau kita tak membawa emas berlian maupun sekoper uang; melainkan membawa rasa percaya diri untuk hidup bersama dalam suatu maghligai rumah tangga..yang kemudian saat itu oleh orang-orang yang hadir kita di doakan semoga sakinah mawadah warohmah. Kini mungkin belum memiliki harta melimpah maupun kiloan permata, namun insyaAlloh kita telah memiliki perhiasan terindah…dimana ia lebih berat dari bumi seisinya; istri sholeha. Barangkali belum ataupun lupa, kini saatnya kita hadiahi ia dengan doa bertubi-tubi, tidak hanya saat kita selesai sholat…namun juga mendoakannya ketika kita di buatkan the atau kopi panas, mendoakan sorga untuknya sesaat setelah ia membangunkan kita dari tidur malam yang panjang, mendoakannya saat ia sudah terlelap tidur sedangkan tengah malam kita masih saja belum bertemu rasa kantuk, dan seterusnya. Kita parasuami ini hanya manusia biasa yang mungkin saja lebih banyak rasa jengkel dari pada rasa ridho, ketika kita jengkel maka lupa mendoakannya…bukankah setidaknya pas jika saat-saat kita ridhlo kepadanya kita berdoa spesial untuk sang kekasih…, istri dan ibu anak-anak kita? insyaAlloh ^^V salam dari pakdhe :-)) www.samboga.net Kepada yang belum berkeluarga..pakdhe turut mendoakan semoga segera berjodoh tepat pada saatnya nanti, bersabarlah secara dewasa ya sobat..Alloh bersama orang-orang yang sabar dan berlapang dada, InsyaAlloh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H