Mohon tunggu...
Samara162
Samara162 Mohon Tunggu... Lainnya - UIN MALANG

KELOMPOK 162 KKM REGULER UIN MALANG

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Inovasi Sukses Pak Lingga dalam Budidaya Melon: Green House Hidroponik dan Bibit F1 sebagai Kunci Keberhasilan

18 Januari 2024   22:27 Diperbarui: 18 Januari 2024   22:29 1244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 30 Agustus 2021, sebuah usaha greenhouse dimulai secara otodidak oleh Pak Lingga. Meskipun tanpa pengalaman sebelumnya, melalui pembelajaran dari platform video online, beliau berhasil membangun greenhouse dalam waktu lebih dari 3 bulan. 

Panen perdana melon jenis Golden Emerald adalah jenis melon yang sering di tanam yaitu melon yang dikembangkan di Thailand dan dikenal sebagai Intanon, dilakukan panen perdana pada 21/25 Februari 2022, setelah 6 bulan sejak pembangunan.

Usaha ini merupakan kegiatan sampingan, namun Pak Lingga Juga menjalani pelatihan melon di Jakarta dan Yogyakarta. Melon Golden Emerald dipilih sebagai jenis yang paling sering ditanam, mengikuti tren pengembangan di Thailand.

Penting untuk dicatat bahwa perkebunan melon ini ditanami dengan jenis melon yaitu Golden Emerald dan Sweet Net dengan menggunakan sistem hidroponik, yang digunakan tidak hanya mengandalkan paralon, melainkan menggunakan sistem vertigasi dengan media tanam sabut kelapa. 

Greenhouse menjadi langkah proaktif untuk meminimalisir risiko penyakit tanaman, meskipun tetap menghadapi kendala jika penyakit sudah masuk.

Golden Emerald (Dokumentasi Pribadi)
Golden Emerald (Dokumentasi Pribadi)

Sweet Net (Dokumentasi Pribadi)
Sweet Net (Dokumentasi Pribadi)

Media tanam yang digunakan, yakni sabut kelapa (cocofit), terbukti sangat efektif. Keunggulannya terletak pada kemampuannya menyimpan air seperti spons. 

Bibit melon dengan tinggi sekitar 7 cm dipindah tanam setelah 60 hari, dan melon dengan garis yang banyak dianggap memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan yang bergaris sedikit atau tidak memiliki garis sama sekali.

Menariknya, Pak Lingga memastikan bahwa bibit melon yang digunakan adalah bibit impor F1 (bibit murni), bukan F2 (buah setelah ditanam). Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas melon dan menghindari penurunan kualitas, khususnya dalam hal tingkat kemanisan.

Keseluruhan, perjalanan sukses Pak Lingga dalam mengelola greenhouse melon dengan sistem hidroponik dan bibit F1 menunjukkan dedikasi, inovasi, dan pengetahuan yang mendalam dalam dunia pertanian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun