Pandangan dunia terhadap dunia menjadi alasan mengapa lingkungan dan pembangunan menjadi kearah yang negatif padahal sebenarnya lingkungan dan pembangunan dapat menjadi hal yang positif dan menguntungkan bagi alam dan manusia. Hal ini dinyatakan Noranda (Burh, Nola. N,d) penggunaan istilah pembangunan berkelanjutan semakin banyak mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Pendapat tersebut kemudian akan mendukung komentar Buhr (N, d) bahwa meskipun pembangunan berkelanjutan merupakan sesuatu yang kita semua bisa sepakat tentang hal itu, namun kita dapat tetap menyatakan ketidak setujuan kita tentang hal ini. Sedangkan menurut Eder (1996 : 183) (dalam Buhr, Nola. N, d) Lingkungan dan pembangunan berkelanjutan adalah sebuah wacana lingkungan, karena didalamnya hanya ada berbagai macam makna dan berbagai pertanyaan untuk mengklaim lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan itu sendiri. Hal ini nampaknya merupakan sikap yang mempersuasi banyak masyarakat untuk menegaskan bahwa lingkungan adalah pusat hidup masyarakat.
Kesimpulannya, setiap manusia berhak mengambil keputusan dalam menjalani dan memaknai alam lingkungan mereka masing – masing namun, banyak hal yang seharusnya dapat menjadi pemikiran untuk dapat membuat yang terbaik bagi keduannya. Sikap mempersuasi yang menegaskan bahwa lingkungan adalah pusat hidup masyarakat seharusnya, menjadi tolak ukur dalam bertindak dan berperilaku yang terpuji. Selayaknya kita, khususnya sebagai orang intelektual mampu memahami keberadaan lingkungan saat ini dan memperbaikinya dengan segera demi masa depan yang lebih baik bersama.
Daftar Pustaka :
Buhr, N., Reiter, S. Ideology, the environment and one worldview: A discourse analysis of Noranda’s environmental and sustainable development reports. New York.
Hardin, Garrett. 1968. The Tragedy of the Commons. California : University of California.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H