Tetaplah beristikamah di sentrum jazirah mahabah
dalam rinai-rinai sembilan puluh sembilan rosario sembah
semata merebut hati Sang Penguasa Ijabah
hai, kau gembel romantis di pelataran muhibah
puisimu adalah ibadah di altar mazbah
meski di sekelilingnya debu-debu maksiat ikut mewabah
Bersyahadatlah dalam gemuruh perang tanding di sanubari penggubah
puisi adalah bahasa Tuhan dalam Kitab-kitab Suci penyaji misbah
lukisan hayati di kanvas iman bertinta amarah dan muhabah
ejakulasi sang rasa saat menyetubuhi sang hati di bait-bait janabah
Hancurkan congkakmu karena puisi bukanlah khotbah
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!