Mohon tunggu...
Samanta
Samanta Mohon Tunggu... -

Bukan aku yang menulis puisiku... Puisikulah yang menulisku...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Asa

1 Februari 2017   10:48 Diperbarui: 1 Februari 2017   11:03 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kumenyapamu dalam rintih-rintih seriosa

tataplah mata sembapku dengan segenap tenagamu yang masih tersisa

meski dirimu kian terengah-engah sekarat di sudut titimangsa

dan tubuh rapuhmu yang makin rengsa

nelangsa

dari warsa ke warsa

namun, dahsyatnya, kau tak pernah mati rasa

apalagi putus asa

Engkau tak henti berdansa-dansa

ditingkahi riuhnya metrum-metrum musik binasa

dalam hedonisme tujuh milyar manusia yang kian perkasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun