Mohon tunggu...
Saman Sinaga
Saman Sinaga Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

autis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aku Salah Mengasihi

13 Maret 2012   13:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:07 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

jangan tanya apa agamaku. aku bukan yahudi. bukan zoroaster. bukan pula islam. karena aku tahu, begitu suatu nama kusebut, kau akan memberikan arti yang lain daripada makna yang hidup di hatiku.

by: Jallaludin Rumi

Berangkat dari tulisan seorang tokoh sufi ini, aku hendak membagi suatu cerita mengenai mengenai, menghargai, serta  bertoleransi. Beberapa saat yang lalu. aku menonton sebuah video. Video yang cukup membuat perasaan miris. Mengapa kukatakan begitu?

Kisah ini terjadi di Bekasi, tentang kebaktian umat Kristen HKBP Jemaat Filadelfia di daerah Tambun. Pada saat itu mereka sedang beribadah di dalam tenda di depan gereja mereka yang sedang dipersengketakan. Yang membuat perasaan miris adalah ketika prosesi keagamaan itu diganggu oleh warga sekitar yang memutar musik dengan volume keras.

lihat video: http://youtube.com/watch?v=ICdDIytlhGI&feature=player_embedded

Memang tak ada salahnya memasang musik yang keras tersebut jika kita memandang dari segi "kebebasan". Tapi speaker musik itu diarahkan langsung ke arah tenda tersebut. Bahkan ada yang sengaja di gantung tepat di samping tenda tersebut. Jika memang ingin memasang musik, alangkah baiknya mengarahkan speakernya ke tempat lain.

Lagipula, mengingat negara ini terdiri dari berbagai suku, ras , budaya dan agama, sudah seharusnya setiap orang bertoleransi terhadap yang namanya perbedaan. Belum lagi hujan turun yang sedikit menggangu ibadah tersebut menambahkan perasaan miris di saat mereka diganggu dengan suara musik yang sangat keras.

Anehnya, polisi yang ada di situ sama sekali tidak melakukan tindakan apa-apa dan diam saja saat suara musik yang keras itu diarahkan langsung ke tenda itu. Semakin menimbulkan tanda tanya, dimanakah rasa mengasihi,  toleransi dan tolong-menolong?
Aku percaya setiap agama itu pasti mengajarkan yang tindakan yang baik. Mengajarkan mengasihi. Namun, kenyataannya, belum semua penganutnya melaksanakan hal tersebut. Maka itu, tak salah lah seorang tokoh sufi di atas menuliskan bait-bait kata diatas. Bait kata yang menunjukkanbahwa beliau sadar, begitu beliau menyebutkan agamanya, ada reaksi negatif yang cenderung menghampiri setiap orang yang berusaha menimbulkan perpecahan dan huru-hara.

Dan juga ketika aku menuliskan ini, mungkin kau menanggapi ku dengan perkataan "ah.. itu kan karena agamanya dia, jadi wajar dia bela". Namun, salahkah aku ketika aku mengatakan bahwa aku bukan dari agama mereka dan aku membela mereka ketika keagamaannya diganggu dan menodai sebuah toleransi??

* sebuah arti bila sudah mengerti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun