Mohon tunggu...
Sam Edy Yuswanto
Sam Edy Yuswanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Hobi membaca dan menulis

Mukim di Kebumen. Karya tulisnya tersebar di berbagai media cetak dan online, lokal hingga nasional seperti Kompas Anak, Republika, Jawa Pos, Koran Jakarta, Radar Surabaya, Radar Bromo, Radar Banyumas, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, Merapi, Minggu Pagi, Lampung Post, Analisa, Bangka Pos, Kartini, Nova, dll.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tujuh Bersaudara Bersatu Menumpas Kejahatan

21 Januari 2014   09:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:38 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga yang baik adalah keluarga yang menjunjung arti kekompakan sejati. Mereka tak akan mudah tercerai berai, meskipun ada pihak-pihak yang berusaha sekuat tenaga untuk meluluhlantakkan kekompakan itu. Keluarga yang baik memiliki ikatan yang kuat antara satu dengan lainnya (hal 4).

Novel remaja bernuansa fantasi karya Komikus Rif’an ini berkisah tentang sebuah keluarga besar yang tengah menjadi incaran sekelompok orang-orang jahat yang hendak menghancurkan sekaligus memanfaatkan kekuatan-kekuatan super dahsyat yang dimiliki oleh setiap anggota dalam keluarga tersebut.

Sebuah keluarga yang mulanya hidup tenang tanpa konflik yang begitu berarti, tiba-tiba saja diterjang masalah. Sekelompok orang jahat datang menyerbu rumah mereka. Ayah tewas mengenaskan, tergeletak bersimbah darah dengan kondisi punggung tertancap pedang. Demikian halnya dengan Ibu, yang juga ikut menjadi korban dalam penyerbuan orang-orang yang mengaku disuruh oleh kakek mereka sendiri.

Hanya kelima anak-anak Ayah dan Ibu yang berhasil selamat dari tragedi berdarah itu. Ayah dan Ibu sebenarnya memilik 7 anak (yang memiliki kelebihan berupa kekuatan-kekuatan aneh dan dahsyat dalam tubuh mereka yang dapat membahayakan orang lain jika digunakan sembarangan). Sementara yang dua orang, Farhati dan Numi, sedang bersekolah di luar kota. Farhati bersekolah di Jakarta sementara Numi di Bandung.

Pasca tragedi berdarah itu, mereka (Ambar, Zeffy, Dina, Selly dan satunya lagi bernama Maya, yang masih balita) pun kabur dari satu kota ke kota yang lain untuk menghindari musuh yang mengaku suruhan kakeknya itu. Mereka tak habis pikir, mengapa kakek malah ingin berniat jahat kepada cucu-cucunya sendiri? Apa salah mereka?

Untung, mereka memiliki Bang Reno, sopir keluarga yang selalu siap sedia mendampingi mereka berlima saat dikejar-kejar oleh para penjahat suruhan kakek yang sewaktu-waktu muncul tanpa bisa diprediksi di mana pun mereka berada. Ya, para penjahat itu memang tengah mengincar salah satu di antara anak-anak itu, yang dianggap memiliki kekuatan paling hebat untuk diajak bergabung bersamanya.

Selain berusaha menghindar dan sesekali bertempur dengan para penjahat yang tak pernah lelah berhenti memburu, mereka pun mengatur siasat untuk secepatnya menuju ke Jakarta dan Bandung, menyusul dan menyelamatkan dua saudaranya yaitu Farhati dan Numi. Setelah bertemu Farhati di Jakarta, tujuan selanjutnya adalah menyusul Numi di Bandung. Sayangnya, Numi tak dapat ditemukan di sana.

Di akhir cerita, ternyata dalang dari kejahatan keji itu bukanlah kakek mereka. Kakek hanyalah korban fitnah dari sekelompok orang yang hendak menghancurkan keluarga besar mereka. Dan yang membuat mereka terkejut dan tak percaya adalah; justru yang hendak menghancurkan keluarga besar mereka adalah seseorang yang selama ini sangat dekat dengan mereka.

Menurut saya novel ini masih kurang detail alur ceritanya. Konfliknya pun masih perlu dipertajam lagi. Begitu juga dengan karakter setiap tokohnya yang seharusnya lebih dikuatkan lagi. Sebagai penikmat karya fiksi yang telah banyak membaca beragam jenis buku fiksi dari berbagai penerbit, jujur saya kurang bisa merasakan ketegangan dari setiap kejadian yang ada di dalam novel ini. Tapi saya salut dengan ide cerita penulisnya yang oke banget. Semoga ke depan, penulis dapat melahirkan karya-karya yang lebih baik lagi, amin.

***

Judul Buku: The 7Th Power

Penulis: Komikus Rif’an

Penerbit: Senja

Cetakan: I, Januari 2014

Tebal: 171 halaman

ISBN: 978-602-255-423-3

Peresensi: Sam Edy Yuswanto.

*cover buku koleksi saya pribadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun