Selama ini, kehidupan Bill Gates, memang cukup menyedot perhatian masyarakat dunia. Betapa tidak? Ia adalah ikon bisnis dunia selama lebih dari 3 dekade yang patut diacungi jempol, tepatnya ketika PC (komputer pribadi) diproduksi secara massal kali pertama tahun 1981.
Sosoknya telah memberikan jasa sangat besar bagi dunia, karena dia telah memelopori salah satu revolusi terbesar dalam sejarah modern, dengan mengubah teknologi komputer 1970-an yang tak dapat diakses orang banyak, menjadi piranti berharga yang kemudian dengan begitu mudahnya digunakan oleh masyarakat umum di berbagai penjuru dunia ini.
Di dalam buku terbitan Bentang Pustaka ini, akan dipaparkan rahasia-rahasia suksesnya yang tecermin melalui berbagai tuturan bijaknya yang mampu memberikan spirit dan motivasi bagi banyak orang, khususnya mereka yang berkecimpung dalam dunia bisnis, kreativitas, teknologi, bahkan kehidupan secara umum.
Biasanya, sebuah perusahaan lebih cenderung menyebarkan kabar baik ketimbang kabar yang kurang enak bahkan terasa sangat pahit didengar. Misalnya ungkapan-ungkapan pujian semacam ini; Oh, kami baru memenangkan akun ini. Oh, segalanya berjalan lancar, bla-bla-bla. Tapi yang kemudian menjadi permasalahan adalah: justru kabar baik itu kerap membuat terlena, dan tidak mendorong tindakan yang lebih baik lagi.
Sedangkan berita buruk malah sebaliknya. Misalnya ungkapan seperti ini: pelanggan ini tidak puas. Kompetitor itu melakukan sesuatu dengan sangat baik. Proyek ini terlantar, bla-bla-bla. Semakin cepat Anda memperoleh berita buruk, biasanya semakin baik reaksi Anda untuk mencernanya, mengubah rencana produk, kembali dan bicara dengan orang-orang, benar-benar menggalinya.
Organisasi-organisasi besar menntut komitmen tinggi dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Hal ini memang benar (dalam menjalankan usaha apa pun). Bill, adalah sosok bijak yang tak suka mengkritik orang, tapi yang ia kritik adalah ide-nya. Bila sesuatu yang ia anggap hanya membuang-buang waktu atau tidak merasa cocok, ia akan langsung degan tegas mengatakannya saat itu juga. Jadi bisa saja Anda mendengar saya berkata, “Itu ide paling bodoh yang pernah saya dengar berkali-kali dalam rapat.”
Ketika mengambil suatu keputusan dalam sebuah rapat, Bill tak suka berbelit-belit, ia ingin prosesnya harus cepat dan efisien. “Proses kami memutuskan sangat jelas. Saya menghadiri rapat dan kami mengambil keputusan itu. Jadi tidak ada kebingungan, akal-akalan, memo kelewat panjang untuk menjelaskan sesuatu atau mengambil sikap. Begitulah cara kami memutuskan. Anda tidak memerlukan setumpuk neraca laba rugi atau struktur.”
“Jangan sampai mengambil keputusan yang sama dua kali. Luangkan waktu dan pikirkan untuk merumuskan keputusan tegas kali pertama, sehingga Anda tidak perlu meninjau ulang masalah itu. Lagi pula, kenapa repot-repot menangani persoalan yang belum ada?”
“Ada yang bertanya mengapa saya tidak punya pesawat pribadi. Apa alasannya? Karena kita bisa tergantung pada benda-benda semacam itu, dan menurut saya hal itu tidak baik. Kita mudah dimanjakan oleh segala sesuatu yang justru menjauhkan kita dari masalah penting. Saya tak mau membiasakan diri ditunggui atau diantar sopir. Hidup dengan cara berbeda akan terasa aneh.”
Selain itu, Bill adalah sosok yang tak senang mengungkit-ungkit masa lalu, “Saya tidak membuang-buang waktu untuk menyesali masa lalu. Saya ambil keputusan, dan cara terbaik adalah begitu ditetapkan, Anda tidak boleh ragu sama sekali. Meneguhkan hati dan memandang ke depan ihwal apa yang dilakukan, merupakan bagian penting keberhasilan.” (Resensor - Sam Edy Y).
***
Judul Buku: Impatient Optimist
Penulis: Lisa Rogak
Penerbit: Bentang Pustaka
Cetakan: I, Maret 2013
Tebal: xii + 176 halaman
ISBN: 978-602-7888-11-1
*cover buku adalah koleksi pribadi.