Mohon tunggu...
Sam Edy Yuswanto
Sam Edy Yuswanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Hobi membaca dan menulis

Mukim di Kebumen. Karya tulisnya tersebar di berbagai media cetak dan online, lokal hingga nasional seperti Kompas Anak, Republika, Jawa Pos, Koran Jakarta, Radar Surabaya, Radar Bromo, Radar Banyumas, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, Merapi, Minggu Pagi, Lampung Post, Analisa, Bangka Pos, Kartini, Nova, dll.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Dampak Buruk Pikiran Negatif Bagi Kesehatan

1 Oktober 2014   17:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:48 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia adalah makhluk paling istimewa karena Tuhan telah memberi anugerah berupa otak dan pikiran. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Dengan pikiran, manusia dapat meraih kemuliaan. Dengan pikiran pula, manusia bisa menjadi sosok paling nista bahkan melebihi hewan yang tak diberi otak. Ya. Pikiran memang memiliki andil besar dalam menentukan kualitas hidup manusia. Tergantung manusianya itu sendiri, mau menggunakan pikiran untuk hal positif ataukah sebaliknya?

Pikiran positif merupakan sikap mental yang melibatkan proses memasukkan pikiran, kata-kata serta gambaran konstruktif (membangun) bagi perkembangan pikiran. Pikiran positif menghadirkan kebahagiaan, sukacita, kesehatan, serta kesuksesan dalam setiap situasi serta tindakan. Orang yang berpikir positif berarti menduga dan berharap hanya dengan sudut pandang yang baik tentang suatu keadaan atau tentang seseorang. Ia tidak akan berprasangka buruk atau bergunjing kejelekan dan kekurangan orang lain.

Pikiran positif menuntun manusia untuk memikirkan dunia lebih dari sekadar ‘tinggal di dalam’ tetapi ikut ‘berproses di dalam’. Artinya, manusia tidak hanya menjadi tamu bumi, melainkan pengelola yang harus bertanggung jawab terhadap setiap jengkal wilayah yang ada di dalamnya. Dengan berpikir positif manusia tak hanya menjadi baik perilakunya tapi juga meningkat keimanannya (hal 12-14).

Memang harus disadari, tidak semua orang mampu berpikir positif. Hanya orang-orang tertentu yang mampu menerapkan pola pikir positif dalam hidupnya. Setidaknya, ada 3 ciri yang dapat ditemukan dari orang yang selalu berpikir positif. Pertama, menganggap masalah adalah tantangan. Kedua, menikmati hidup apa pun kondisinya (berdamai dengan keadaan). Ketiga, lebih terbuka menerima saran serta kritik dari orang lain (hal 18-19).

Selain itu, kebiasaan berpikir positif juga dapat membuat orang lebih tegar dalam menghadapi beragam problema atau kegagalan. Ia akan mampu mengembangkan pandangan bahwa kegagalan bukan akhir segalanya. Masih banyak kesempatan di depan mata untuk meraih sukses yang tertunda. Selain berpengaruh pada kesuksesan, berpikir positif memiliki peran penting dalam pengembangan kepribadian, yakni memupuk rasa percaya diri (hal 24-25).

Pikiran negatif adalah kebalikan dari pikiran positif yang kerap bercokol dalam otak manusia. Biasanya, pikiran negatif muncul dan memasuki pikiran yang sedang kosong, sehingga bagi sebagian orang sulit menghindarinya. Pola pikir negatif dapat terlihat dari cara seseorang memandang atau merespon persoalan yang sering mengabaikan rasionalitas, logika, fakta atau informasi yang relevan.

Lingkungan berperan penting dalam mewujudkan kepribadian, terutama saat kecil. Lingkungan yang dimaksud di sini meliputi semua komponen yang ada di sekitarnya, terlebih orangtua. Bimbingan serta pola asuh yang baik dari orangtua sangat penting dalam menumbuhkan pola pikir dan perilaku positif. Pola asuh dan cara mendidik yang kurang tepat akan memengaruhi masa depan. Jika seorang anak terbiasa mendapat perlakuan positif, maka ia akan mengembangkan konsep diri yang positif. Sebaliknya, jika terbiasa mendapat perlakuan negatif, ia juga akan mengembangkan konsep diri yang negatif.

Pikiran negatif jika dipelihara dan berlangsung lama akan memengaruhi organ-organ tubuh tertentu sehingga mengalami penurunan kualitas dan akhirnya membuat ia tidak bisa menjalankan aktivitas dengan maksimal. Akibatnya, muncul berbagai penyakit degeneratif, ringan maupun berat. Dampak yang lebih buruk lagi, pikiran negatif menyebabkan seseorang tidak mampu berbuat apa-apa untuk menciptakan prestasi maupun kebahagiaan.

Pikiran negatif tidak hanya berdampak pada diri sendiri, namun juga orang lain. Hal ini membuktikan bahwa pikiran negatif tidak melulu persoalan pribadi, namun juga berkait erat dengan lingkungan. Sebab, pikiran negatif dapat menular ke orang lain. Penularan ini terjadi dalam interaksi sosial, terutama pada mereka yang tengah dalam masa transisi, dari remaja menuju dewasa (hal 91).

Sukses atau tidaknya seseorang dimulai dari pikiran. Ketika ia pesimis, selalu berburuk sangka pada diri sendiri, maka seperti itulah kenyataan yang akan menimpa hidupnya kelak. Pun sebaliknya, ketika ia selalu berusaha optimis dan menanamkan pikiran positif, maka kesuksesan pun akan mudah diraih.

***

Judul Buku : Mengatasi Pikiran Negatif

Penulis: Moh. Ahyak

Penerbit: Saufa

Cetakan: I, April 2014

Tebal: 173 halaman

ISBN: 978-602-255-493-6

*cover buku koleksi Diva Pers

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun