Mohon tunggu...
Sam Edy Yuswanto
Sam Edy Yuswanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Hobi membaca dan menulis

Mukim di Kebumen. Karya tulisnya tersebar di berbagai media cetak dan online, lokal hingga nasional seperti Kompas Anak, Republika, Jawa Pos, Koran Jakarta, Radar Surabaya, Radar Bromo, Radar Banyumas, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, Merapi, Minggu Pagi, Lampung Post, Analisa, Bangka Pos, Kartini, Nova, dll.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Petualangan Pria 100 Tahun yang Kabur dari Rumah Lansia

16 September 2014   00:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:36 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel dengan judul yang sangat panjang ini berkisah tentang petualangan Allan, seorang pria renta yang nekat kabur dari sebuah Rumah Lansia bertepatan dengan perayaan hari ulang tahunnya yang keseratus. Meski usianya telah menapaki angka 100, tapi dia adalah pria yang masih cukup gesit, penglihatannya juga masih bagus.

Ia berpikir, selama ini ia telah keliru karena hanya menghabiskan waktu bertahun-tahun di Rumah Lansia dengan kegiatan yang monoton dan tentu saja membosankan. Ia berpikir, seberapa pun banyaknya nyeri dan sakit yang ia derita, pastilah lebih menarik dan bermanfaat untuk melarikan diri dari panti jompo yang mirip penjara itu. Tinggal di sana rasanya seperti menunggu datangnya kematian tanpa berbuat apa-apa.

Ide untuk kabur tebersit begitu saja ketika Allan membuka jendela kamarnya di lantai dasar Rumah Lansia yang berlokasi di kota kecil Malmkoping itu. Ia lantas memutuskan untuk keluar melalui jendela. Ia hanya punya waktu kurang dari satu jam sebelum pesta ulang tahunnya dimulai di aula Rumah Lansia. Padahal, pesta ulang tahun Allan rencananya cukup semarak, dihadiri Wali Kota, wartawan, serta para penghunti panti.

Direktur Alice, pemimpin Rumah Lansia yang galak dan pemarah itu sontak kaget bukan kepalang saat menyadari salah satu penghuni Rumah Lansia melarikan diri. Dia pun segera mengutus beberapa orang untuk mencari keberadaan pria tua renta itu ke berbagai penjuru sampai ketemu.

Sementara itu, Allan yang kabur dengan membawa bekal seadanya, memilih menuju ke terminal. Beberapa menit saat hendak naik bus, seorang pemuda bertubuh ceking dengan wajah menyebalkan, meminta tolong pada Allan untuk menjaga kopernya yang besar karena ia hendak ke toilet. Namun beberapa detik saat pemuda bernama Bolt itu menutup pintu toilet, bus yang ditunggu Allan datang. Lantas, tanpa banyak pertimbangan, ia memutuskan naik bus tersebut dengan membawa serta koper abu-abu beroda itu.

Sebenarnya, Allan tak tahu hendak pergi ke mana. Ia hanya mengikuti langkah kakinya ke mana saja. Lalu, ia memilih turun di stasiun Byringe yang dikelilingi oleh hutan. Setelah berjalan beberapa ratus meter sambil menarik koper berodanya yang cukup berat dan terkunci, ia tiba di sebuah stasiun tua yang sudah lama tak dipakai. Ternyata, stasiun tersebut dihuni oleh seorang pria berusia 70-an bernama Julius Jonsson. Setelah berkenalan, Julius lantas mengajak Allan masuk ke stasiun kumuh yang telah lama menjadi tempat tinggalnya itu. Kehadiran Allan tentu saja membuat Julius senang karena telah cukup lama ia tak mempunyai teman bercakap-cakap.

Tanpa Allan sadari, ternyata Bolt, pemuda ceking pemilik koper itu juga telah tiba di stasiun Byringe, setelah sebelumnya memaksa dan mengancam sopir bus untuk mencari jejak Allan yang telah mencuri kopernya. Namun, sebelum Bolt beraksi lebih jauh, Allan berhasil menghantamkan papan tepat di dahi pemuda (yang belakang diketahui sebagai anak buah Per-Gunnar Gerdin, seorang perampok yang cukup disegani) itu sampai pingsan.

Julius lantas berinisiatif untuk membuka koper hasil curian spontan itu. Allan dan Julius terkejut bukan main saat mengetahui koper itu berisi lembaran uang yang sangat banyak. Sementara itu, menyadari bahwa salah satu anak buahnya hilang, Gerdin segera memerintahkan Bucket, anak buahnya yang lain, untuk mencari sampai ketemu keberadaan Bolt.

Novel ini sangat seru, menegangkan dan diwarnai hal-hal konyol sekaligus gokil. Petualangan Allan yang kabur dari Rumah Lansia masih panjang dan penuh liku-liku. Sebuah ‘kehidupan baru’ pun dirasakan Allan. Tanpa ia sadari, dalam petualangannya itu, ia memainkan peran kunci di balik beragam peristiwa penting pada abad 20-an. Mulai dari membantu menciptakan bom atom, berteman dengan presiden Amerika dan tiran Rusia, hingga membuat pemimpin komunis Tiongkok berutang budi padanya.

Bagi penikmat fiksi detektif, novel terjemahan ini bisa dijadikan pilihan bacaan yang cukup menghibur. Bila ada kejadian-kejadian yang tak pantas ditiru dalam novel ini, misalnya kegemaran tokoh utama menenggak minuman keras, abaikan saja. Selamat membaca, (direview oleh Sam Edy Y).

****

Judul Buku: The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared

Penulis: Jonas Jonasson

Penerbit: Bentang

Cetakan: I, Mei 2014

Tebal: viii +508 halaman

ISBN: 978-602-291-018-3

*cover buku koleksi pribadi.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun