Mohon tunggu...
Salza Kumala Sari
Salza Kumala Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Namaku Salza Kumala Sari, yang lahir di Kabupaten Wonogiri. Menjadi gadis Jawa adalah suatu kebanggaan bagiku, karena kekayaan alam dan budaya. Ibuku berasal dari keluarga petani desa yang masih memegang teguh tradisi leluhur dalam pertaniannya, lalu ayahku berasal dari keluarga yang bernuansa Islam. Dengan latar keluargaku yang demikian membuatku tumbuh menjadi gadis yang melestarikan budaya dengan menari dan menyanyi langgam Jawa. Aku sudah menjadi seorang penari sejak 2012, saat aku menduduki bangku kelas 2 SD. Aku memutuskan untuk meneruskan pendidikanku ke jenjang S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di program studi Perbankan Syariah dan sekarang berada pada semester 2. Aku memilih program studi ini karena gemar dengan bidang keuangan dan perbankan serta ingin tetap mempelajari ilmu agama. Aku dengan senang hati akan menjawab pertanyaan para pembaca mengenai ilmu ekonomi untuk keuangan dan perbankan melalui DM Instagram di akun @zaa_kalala. Aku juga akan dengan senang hati membagi pengalaman perkuliahanku, keseharianku, dan mengenai yang kuketahui tentang seni tari melalui blog. Aku juga tidak akan lupa untuk membagi apa yang aku ketahui mengenai ilmu ekonomi dan seni tari melalui blog ini. Salam kenal dan jangan lupa berteman di Instagram, ya!

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Tugas Menulis 2: Teks Deskripsi Impresionistis

15 Maret 2023   20:59 Diperbarui: 16 Maret 2023   06:53 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Ruang 106 Gedung FEB UIN Jakarta


Ruang 106 adalah salah satu ruangan yang digunakan untuk melakukan aktivitas perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ketika masuk ke dalam ruang 106 akan terlihat pintu coklat dengan celah transparan di atas gagang pintunya. Di celah itu orang-orang bisa melihat siapa yang ada di dalam ruang kelas. Melalui celah ini, orang yang ingin masuk dapat mengintip isi dalam ruangan ini. Selain itu pintu ruangan ini terbuat dari kayu triplek yang lumayan kokoh dan saat diketuk tidak akan berbunyi sepadat pintu kayu, akan terdengar lebih nyaring karena terdapat rongga di dalam pintu ruangan ini.

Ruangan ini terletak di lantai satu, sehingga ketika memasuki lobi lantai satu dan berbelok ke arah kiri akan terlihat ruangan yang bertuliskan '106' di sebelah kiri. Karena ruangan ini terletak di lantai satu, tidak akan perlu menggunakan lift ketika hendak pulang setelah melakukan aktivitas perkuliahan atau ingin memasuki ruangan ini.

Di dalam ruang 106 terdapat mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah Bahasa Indonesia di setiap hari Senin, pukul 09.40 WIB hingga 12.10 WIB. Di dalamnya terdapat dosen yang mengajar sangat cantik dan energik bernama Ibu Indah. 

AC dalam ruangan ini sangatlah dingin, membuat mahasiswa yang sedang belajar mengeluh kedinginan. Tampak mahasiswa mengenakan jaketnya untuk melindungi badannya dari paparan AC. Terdapat juga mahasiswa yang tak jarang menggosokkan tangannya untuk memperoleh kehangatan. Ibu Indah selaku dosen yang mengajar di ruang 106 pun tak dapat memungkiri rasa dingin yang menyelimuti diri beliau. Sesekali beliau menyilangkan tangan.

Di ruang 106 dapat dijumpai papan tulis yang terbuat dari kaca dan warnanya biru laut dangkal. Birunya kehiajauan dan jika tersorot lampu, beberapa mahasiswa yang duduk di ujung akan merasa silau karena pantulan dari cahaya lampu. Papan tulis ini banyak ditorehkan tulisan berisi ilmu, warnanya mulai buram karena sering diuraikan tinta spidol papan tulis dan diusap dengan penghapus yang telah bernoda hitam.

Di ruang 106 merupakan ruangan yang dapat dilihat letaknya dari luar gedung FEB bagian depan. Karena kaca yang digunakan adalah kaca yang tembus pandang ketika lampu dinyalakan, namun tidak akan tembus pandang ketika lampu dimatikan. Orang-orang dapat melihat ruangan ini dari luar. Mahasiswa yang berada di ruangan ini pun dapat melihat tanaman hijau yang berada tepat di depan jendela ruangan. Mereka juga dapat melihat mobil-mobil yang terparkir rapi yang menghadap ke teriknya matahari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun