Dalam dunia industri, perusahaan pasti memiliki metode manajemen. Salah satu metode yang dikembangkan perusahaan adalah metode just in time.
Just in time adalah metode manajemen persediaan dimana barang diterima dari supplier hanya saat dibutuhkan. Just in time (JIT) Bertujuan untuk mengurangi biaya penyimpanan persediaan dan meningkatan perputaran persediaan. Selain itu JIT bertujuaan mengurangi waktu aliran dalam sistem produksi serta waktu respons dari supplier dan ke pelanggan.
Just in time merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki indikasi penting dalam manajemen biaya. Ide dasar JIT sangat sederhana, yaitu produksi hanya apabila ada permintaan (pull system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta dan hanya sebesar kualitas yang diminta.
Sistem just in time pertama kali muncul di jepang pada tahun 1940an. Pada saat jepang hanya mengadalkan dana dan fasilitas pemerintah. Pada umumnya, perusahaan manufakturing modern hingga saat ini menggunakan berbagai software canggih dalam merencanakan jadwal produksi yang di dalamnya termasuk mengeluarkan pesanan pembelian (purchase order) dan pengendalian jumlah persediaan (inventory).
Software produksi tersebut juga dapat melakukan penukaran informasi mulai dari pemasok hingga ke pelanggan melalui electronic data interchange (EDI) untuk memastikan kebenaran sampai ke data-data yang paling rinci.
JIT diyakini sebagai pull sistem atau produksi dari sebuah kegiatan manufaktur dilakukan apabila terdapat persyaratan dari kegiatan operasi downstream dan terdapat permintaan khusus dari konsumen. (Singh & Ahuja, 2014).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI