Galeri Nasional atau biasa kerap disebut galnas masih menjadi ketertarikan utama anak muda dalam segi foto dan konten di jaman sekarang. Galeri Nasional sendiri merupakan institusi seni budaya dan monumen peringatan yang berisikan karya-karya dari seniman baik di dalam negeri maupun luar negeri, gedung ini berdiri pada tahun 1998, dan mulai beroperasi di tahun 1999.
Galeri Nasional sendiri memiliki 2 jenis pameran yang bisa dinikmati yaitu pameran tetap yang buka setiap hari selasa sampai minggu jam 09.00-16.00 WIB, tutup setiap hari senin dan hari libur nasional. Lalu ada pameran temporer yang memiliki waktu pergantian tema, buka setiap hari kecuali hari libur nasional, dari jam 10.00-19.00 WIB.
Galeri Nasional memiliki 2 gedung utama yang menjadi pemisah antara pameran tetap dan pameran temporer. Pameran tetap berada di gedung b lantai 2, berisikan karya dan koleksi yang dibeli dan dimiliki oleh negara yang bertujuan untuk di pamerkan dan disimpan disana, sedangkan pameran temporer berada di gedung sebelahnya, berisikan karya-karya hasil kerjasama dengan seniman, komunitas, atau galeri lain baik dari dalam maupun luar negeri.
Galeri Nasional sendiri hingga kini masih menjadi tempat yang memiliki banyak pengunjung terkhususnya anak muda dalam mencari spot foto dan tempat untuk nongkrong yang aesthetic. Galeri Nasional memiliki beberapa gedung yang menjadi pemisah antara karya satu dengan yang lainnya, disana juga terdapat sebuah mini caffe yang bernama Galnas Caffe yang mendukung para pengunjung untuk berlama-lama disana, lingkungannya yang bersih dengan fasilitas yang memadai juga membuat Galeri Nasional mendapat review yang baik dari para pengunjung.
Daniar Cikita, selaku pengelola dan analis kerjasama Galeri Nasional mengatakan, karya yang di pamerkan di Galeri Nasional merupakan koleksi yang di beli dan dimiliki oleh negara. Namun untuk pameran temporer, itu hasil kerjasama dengan seniman atau komunitas yang mengajukan proposal.
"kalau untuk pameran tetap, itu koleksinya galnas, jadi itu koleksi yang dibeli dan diakui CC istilahnya dan dimiliki oleh negara untuk disimpan di galnas, itu ada di pameran tetap yg ada di gedung b lantai 2. Kalau pameran temporer itu yang bekerjasama dengan seniman, komunitas, atau galeri yang lain, dimana mereka itu mengajukan proposal untuk berpameran disini, nanti di seleksi, dan kalo udah disetujui baru bisa berpameran disini. Jadi hasil karya itu karya-karya dari para seniman, komunitas, baik di dalam maupun luar negeri," kata Daniar.
Daniar juga menyebut, karya yang menjadi sorotan di Galeri Nasional salah satunya karya Raden Saleh yang berjudul badai. Karya tersebut menarik karena menjadi salah satu koleksi lukisan paling tua. Tak hanya itu, karya Afandi juga menjadi karya yang menarik karena texturenya.
"karya yang menjadi sorotan di pameran tetap koleksi kami itu salah satunya punya raden saleh yang judulnya badai, itu paling menarik karena jadi salah satu koleksi lukisan paling tua yang kami punya. terus ada karya afandi, kenapa menarik, karena afandi ini dikenal sebagai seniman yang ekspresionis, yang karyanya itu punya ciri khas, jadi karya afandi ini ada texturenya, catnya itu timbul, dan karya afandi yg kita punya ini sangat naturalis, tentunya banyak, tapi yg jadi sorotan 2 karya itu," jelas Daniar.
Tidak bisa dipungkiri bahwa ketertarikan pengunjung datang ke Galeri Nasional karena ingin berfoto dan di unggah di media sosial. Pengaruh dari media sosial sangat besar yang membuat masyarakat tertarik datang ke Galeri Nasional. Tapi disisi lain ada pengunjung yang memang sudah langganan dan tertarik dengan seni rupa seperti mahasiswa seni rupa dari Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta.
Meskipun begitu, pengunjung banyak yang mengeluh karena waktu untuk berkunjung hanya dibatasi 55 menit saja persesinya. Diketahui, aturan tersebut sebenarnya diberlakukan untuk pasca pandemi 2020, tapi pihaknya tida menutup kesempatan untuk registrasi 2 sesi atau 3 sesi sekaligus.