Jembatan Lebaksiuh terancam ambruk. Desa Sukakersa masih kerap diguyur hujan dengan intensitas sedang-deras dalam beberapa hari ke belakang. Bahkan, hujan yang disertai dengan angin kencang membuat akses jalan antara Kampung Lebaksiuh ke Pasir Kuda harus lumpuh sementara akibat terkena longsoran.
Sukabumi. 24. Februari. 2023. Hujan dengan intesitas tinggi terjadi pada Jumat (09/02/2023) di Desa Sukakersa, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi. Hujan deras yang mengguyur  Desa Sukakersa pada sore menjelang malam ini, mengakibatkanCuaca ekstrim yang terjadi akhir-akhir ini, seperti hujan deras dan angin kencang membuat warga sekitar merasa khawatir. Warga Desa Sukakersa tersebut merasakan keresahan yang amat sangat akan datangnya bencana lainnya. Menurut penuturan dari salah satu warga setempat, longsor di jembatan dengan ketinggian kurang lebih 10 meter dan panjang 12 meter yang menjadi penghubung antara  Kampung Lebaksiuh ke Pasir Kuda ini, berlangsung pada saat  curah hujan tinggi sekitar pukul 17.30 WIB.
"Kejadian nya di sore hari yang pertama dirasa tuh ada suara gemuruh kaya gempa kirain memang terjadi gempa ternyata tanah yang ada dibawah jembatan longsor dan  pembatas antara rumah-rumah dan jembatan pun jatuh lalu disusul dengan pergeseran tanah sedikit demi sedikit." Tutur warga setempat selaku saksi mata saat terjadi longsor di depan rumahnya tersebut.
Longsor yang menyebabkan keretakan aspal jalan di Jembatan Lebaksiuh memancing kekhawatiran warga. Jembatan yang terancam putus tersebut membuat akses jalan ditutup untuk kendaraan roda 4  hingga roda 2. Aktivitas warga pun menjadi terhambat karena akses utama mereka untuk ekonomi, sekolah, kesehatan, dan lainnya harus ditutup. Atas hal itu, warga setempat harus mengambil akses yang tidak dekat. Akses tersebut memiliki jarak memutar  yang lebih jauh dari yang biasanya ditempuh menggunakan Jembatan Lebaksiuh.
Petugas dari Desa Sukakersa yaitu Istiqmal Kurniawan menjelaskan bahwa bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Sukakersa ini bukan sekali dua kali. Terdapat dua titik longsor yang sampai sekarang masih dalam proses penanggulangan termasuk didalamnya titik longsor yang ada di Kampung Lebaksiuh. "Setelah terjadi longsor, banyak warga yang memberikan laporan dan menjelaskan keresahannya. Saat itu juga kami selaku pihak dari Desa Sukakersa mengerahkan seluruh petugas langsung ke tempat kejadian bencana" Jelas Istiqmal.
Setelah mengetahui kejadian longsor tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi langsung menugaskan petugas penanggulangan bencana untuk melakukan koordinasi dengan pejabat setempat. Pemerintah Desa Sukakersa, Polres Parakansalak, dan warga sekitar berjibaku untuk membersihkan materil dari longsor tersebut. Petugas kemudian memasang garis polisi agar akses Jembatan Lebaksiuh tidak dulu dilalui oleh warga dan kendaraan apapun. Upaya preventif  dilakukan agar tidak ada korban jiwa atas terjadinya bencana longsor tersebut. Kondisi yang mengkhawatirkan pun dirasakan oleh para pemilik rumah yang berada di sekitar wilayah longsoran.
Menurut pantauan di lokasi, setidaknya terdapat 5 rumah warga yang ada di sekitar lokasi longsor yang mendapat himbauan khusus. Himbauan tersebut diberikan dari pihak BPBD untuk terus waspada saat hujan turun dengan deras. Setelah dua bulan dari waktu kejadian hingga saat ini, kondisi jembatan masih tetap sama. Akses jembatan masih ditutup dan hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki. Keretakan di sepanjang jembatan masih belum diperbaiki dan tidak ada tindak lanjut lebih jauh selain sebuah himbauan.
Kondisi curah hujan yang masih tinggi pun semakin membuat tanah yang menopang jembatan terus tergerus hingga ke dalam jembatan. Terlihat longsoran di Jembatan Lebaksiuh ini menumpuk di daerah bawah hingga di pangkal jembatan. Saat ini, garis polisi yang sebelumnya terpasang pada akhirnya dicabut oleh para pezarah ketika tengah malam. Hal ini disebabkan karena akses dari lebak siuh tersebut  sering dilalui oleh para pezarah yang rutin ziarah ke salah satu makam yang ada disana. Tindakan yang diberikan warga adalah bentuk rasa kecewanya karena akses utama yang sering dilalui masih belum diperbaiki sampai saat ini.
Berdasarkan assessment di lapangan, terlihat longsoran mengakibatkan penyangga atau pembatas antara rumah dan jembatan rubuh. Sehingga pada akhirnya, warga mengganti seadanya menggunakan kayu. Hal tersebut menimbulkan kondisi mengkhawatirkan bagi para warga. Hingga baru-baru ini, sempat ada salah satu warga setempat yang jatuh dari motor karena terpaksa melalui jembatan tersebut. Namun naasnya, Â jalanan yang licin membuat motor yang dikendarai pun kehilangan keseimbangan.
Walaupun rumah warga tidak terkena kerusakan yang parah. Namun, dapat terlihat bahwa warga masih menyimpan banyak keresahan. Warga di Desa Sukakersa ini terdiri dari para keluarga yang memiliki anak kecil sehingga apabila tidak ditangani takut sewaktu-waktu bencana serupa akan kembali terjadi dan bisa mengancam keselamatan warga.
 "Memang tidak ada kerusakan parah dan hanya retak-retak saja tapi apabila hujan deras semakin sering, maka tanah yang ada di dalam akan semakin tergerus. Terlebih jalanan ini sering digunakan oleh anak anak ngaji, mereka berangkat maghrib lalu pulang sehabis isya itukan jam rawan apalagi penerangan jalan disana hanya mengandalkan lampu dari rumah warga. Sampai sekarang kita masih khawatir karena musibah tidak tahu datangnya kapan." Tutur warga setempat saat ungkapkan keresahannya.