kenapa si aku begini , kenapa ya aku begitu , kenapa aku ga gitu , kenapa aku ga gini , coba aja kalo aku kaya dia , selalu saja kepala berisik dengan pertanyaan pertanyaan seperti itu . selalu diri ini yang merasa tidak cukup dengan semuanya padahal sudah dijelaskan dengan jelas ‼️
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِ نْسَا نَ فِيْۤ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya"
memang manusia saja yang selalu tidak sadar , mungkin PR ku yang tidak pernah beres dan harus selalu dikerjakan adalah mengingat selalu bahwa ada banyak orang diluaran sana yang ingin seperti kita dan setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekuranganya yang tidak pernah tahu apa itu.
Terkadang manusia selalu melihat ke atas atau melihat nikmat orang yang lebih dari diri kita , yang ujungnya menyalahkan bahwa allah tidak adil .
Untuk perenungan , cobalah sesekali untuk berkunjung ke rumah sakit , panti asuhan , ataupun panti jompo . Disana kita akan merasa begitu beruntungnya aku , begitu banyak nya nikmatku yang selalu saja aku tidak menyadari
Di rumah sakit , kita melihat banyak orang orang terbaring lemah , mau makan , minum saja rasanya susah sekali , bahkan ada yang bernafaspun sudah dibantu dengan alat , Sedangkan kita pergi kemanapun rasanya mudah , bernafas bebas mau berapa ratus kali dalam satu detikpun .
Disini kita bisa melihat bahwa kita harus melihat ke bawah akan nikmat Allah , karna masih banyak yang kurang dibanding kita
Dijelaskan di kitab bulughul maram
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي اللّه عنه قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صلّى اللّه عليه وسلّم أُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْهُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أن لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
Dari Abū Hurairah radhiyallāhu Ta’ālā ‘anhu ia berkata: Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Lihatlah kepada yang di bawah kalian dan janganlah kalian melihat yang di atas kalian. Sesungguhnya hal ini akan menjadikan kalian tidak merendahkan nikmat Allāh yang Allāh berikan kepada kalian”. (HR Imām Bukhāri dan Imām Muslim, lafadz ini milik Muslim nomor 5264, versi Syarh Shahih Muslim nomor 2963)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H