Mohon tunggu...
salwa felisa
salwa felisa Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

saya merupakan orang yang tertarik dalam bidang copy writing serta SEO writing, topic terkait politik serta hiburan merupakan fokus utama saya. saya dapat menulis artikel dalam berbahasa inggris dengan format academic writing

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Review " The Witch Who Was Frightened of Halloween"

3 Juni 2024   18:22 Diperbarui: 3 Juni 2024   18:35 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya sangat menyukai cerita pendek ini karena memberikan perspective baru atau sudut pandang baru terhadap penyihir. Selama ini penyihir digambarkan sebagai sosok yang menakutkan, nenek tua dengan hidung Panjang serta topi yang sangat tinggi. Penyihir juga kerap kali dianggap jahat serta tidak ramah terhadap anak kecil, hal ini membuat banyak orang tua menggunakan penyihir unutuk menakuti anak mereka agar tidak berbuat sesuatu yang salah.

Cerita tentang seorang anak Bernama katie yang terlahir dari keluarga penyihir, namu katie digambarkan sebagai anak normal pada umumnya yang tetap pergi ke sekolah dan beraktivitis seperti biasanya, katie menunjukkan pada seluruh temannya bahwa penyihir tidak menyeramkan seperti yang digambarkan dalam Halloween.

Melalui cerita ini tokoh Katie juga turus memberikan perspective baru bagi anak anak yang membaca cerita ini, bahwa tidak ada bukti yang kuat tentang bagaimana sebenarnya penampilan seorang penyihir, selama ini kita hanya melihat penyihir berdasarkan apa yang digambarkan orang lain atau illustrator. Tidak pernah ada seorangpun yang benar benar melihat wujud adli seorang penyihir, bagaimana menurut teman teman semua? Penyihir itu menyeramkan seperti yang selama ini kita bayangkan atau malah seperti manusia normal pada keluarga katie?

Cerita ini menggunakan sudut pandang orang ketiga sehingga kitab isa mengetahui apa saja yang terjadi dalam cerita ini tanpa ada Batasan apapun, dengan penggunaan simple present tense membuat cerita ini mudah dimengerti dan dipahami oleh anak anak.

Pesan moral yang didapatkan melalu cerita ini adalah kita tidak boleh men judge atau berprasangka buruk terhadap sesuatu hanya dari apa yang kita lihat, kita perlu menyelami serta mencari informasi terhadap sesuatu tersebut sebelum kita membuat suatu Kesimpulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun