Mohon tunggu...
Salwa Fadiah Afif
Salwa Fadiah Afif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

hobi nonton film

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tipologi Belajar Anak Didik dan Perbedaan dalam Belajar

11 November 2024   21:59 Diperbarui: 11 November 2024   22:22 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda-beda, yang sering kali dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti gaya belajar, minat, kecerdasan, dan lingkungan sekitar. Menyadari adanya perbedaan ini, penting bagi pendidik untuk memahami berbagai tipologi belajar anak didik. Dengan memahami perbedaan dalam cara belajar ini, para guru dapat merancang metode pengajaran yang lebih efektif, yang tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa, tetapi juga menumbuhkan minat dan motivasi belajar. Tipologi Belajar Anak Didik Tipologi merupakan pengetahuan yang bertujuan mengelompokkan manusia berdasarkan faktor-faktor seperti karakteristik fisik, psikologis, pengaruh dominan, nilai budaya, dan aspek lainnya. 

Bobbi DePorter dan Mike Hernacki menjelaskan bahwa tipologi belajar adalah suatu metode yang dipakai untuk mempermudah proses pembelajaran serta bagaimana siswa menangkap, mengatur, dan mengolah informasi tersebut. Menurut bloom, seorang psikolog pendidikan yang terkenal karena kontribusinya dalam bidang Pendidikan. Bloom dikenal luas karena menyusun "Taksonomi Bloom," yang mengklasifikasikan tujuan pembelajaran ke dalam beberapa domain utama, yaitu : Mengingat (remember), Memahami (understand), Menggunakan (using), Menganalisis (analyze), Mengevaluasi (evaluate), Mencipta (create), 2.Jenis-jenis Gaya belajar Menurut Hamzah, seperti yang dikutip dalam Yusri (2017), terdapat beberapa jenis gaya belajar yang dapat diperhatikan dan mungkin diadopsi jika sesuai dengan preferensi kita. Beberapa di antaranya mencakup gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. 

A.Gaya Belajar Visual Anak-anak dengan gaya belajar visual cenderung lebih mudah menyerap informasi melalui penglihatan. Mereka biasanya lebih memperhatikan gambar, diagram, peta, dan visualisasi lainnya. Bagi mereka, informasi yang disajikan dalam bentuk gambar atau video lebih mudah dipahami daripada hanya mendengarkan penjelasan lisan. Mereka juga sering mencatat dengan banyak gambar atau warna untuk membantu mengingat informasi. 

B.Gaya Belajar Auditori Anak dengan gaya belajar auditori lebih menyukai belajar melalui pendengaran. Mereka lebih mudah memahami materi melalui ceramah, diskusi, atau rekaman audio. Anak-anak ini biasanya lebih peka terhadap suara dan cenderung lebih cepat mengingat informasi yang diucapkan atau dibicarakan. Mereka sering kali cenderung aktif dalam mendengarkan dan berbicara untuk mengingat pelajaran. 

C.Gaya Belajar Kinestetik Anak dengan gaya belajar kinestetik belajar paling baik melalui aktivitas fisik dan pengalaman langsung. Mereka cenderung belajar dengan cara melakukan, bergerak, dan merasakan. Misalnya, mereka lebih mudah memahami konsep matematika dengan menggunakan alat peraga atau mempraktekkan eksperimen ilmiah secara langsung. Anak-anak ini biasanya lebih energik dan sering kali merasa kesulitan jika diminta untuk duduk diam dalam waktu lama. 

D.Gaya Belajar Interpersonal Anak dengan gaya belajar interpersonal memiliki kemampuan sosial yang baik dan cenderung lebih menikmati belajar dalam kelompok. Mereka lebih efektif ketika belajar dengan teman-teman sekelas, mendiskusikan topik, atau bekerja sama dalam proyek kelompok. Mereka juga cenderung lebih responsif terhadap umpan balik sosial dan merasa lebih termotivasi ketika dapat berinteraksi dengan orang lain. 

E.Gaya Belajar Intrapersonal Sebaliknya, anak dengan gaya belajar intrapersonal lebih cenderung bekerja secara mandiri. Mereka lebih suka belajar sendiri dan sering kali lebih reflektif terhadap pemahaman mereka sendiri. Mereka mampu mengevaluasi kekuatan dan kelemahan mereka secara mandiri, serta memiliki motivasi dan kedisiplinan yang tinggi dalam belajar. Anak-anak dengan gaya ini mungkin lebih senang menulis jurnal atau merencanakan waktu belajarnya secara terstruktur. 3.Perbedaan dalam Belajar Siswa merupakan individu yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. 

Di samping mereka mempunyai kesamaan, tentu juga mempunyai sifat yang khas yang dimilki oleh diri pribadi mereka masing-masing. Komponen utama terbentuknya keunikan individu dengan timbulnya perbedaan individu dapat diperoleh dari factor pembawaan dan lingkungan tempat mereka tinggal. Masalah yang sering kita jumpai di sekolah tentang perbedaan individu yaitu ada siswa yang lambat belajar dan ada siswa yang cepat dalam belajar, ada siswa yang cerdas, ada siswa yang berbakat. Hal ini dapat mempengaruhi dalam metode pembelajaran, bahan pelajaran dan alat-alat mengajar, adapun perbedaan dalam belajar antaralain : a.Kecepatan Belajar Setiap anak memiliki kecepatan belajar yang berbeda. Beberapa anak mungkin dapat menguasai materi dalam waktu singkat, sementara yang lain membutuhkan waktu lebih lama untuk memahaminya. Faktor seperti kemampuan kognitif, motivasi, dan pengalaman sebelumnya memainkan peran dalam menentukan kecepatan belajar ini. Pendidik harus peka terhadap perbedaan ini dan memberikan dukungan tambahan bagi anak yang mungkin memerlukan waktu lebih banyak untuk memahami materi. b.Motivasi dan Minat Motivasi adalah faktor penting yang mempengaruhi proses belajar. Anak yang termotivasi oleh minat pribadi mereka akan cenderung belajar dengan lebih antusias. Sebaliknya, anak yang tidak tertarik dengan materi pelajaran mungkin akan merasa kesulitan dan kurang bersemangat untuk belajar. Oleh karena itu, guru perlu menyesuaikan materi pembelajaran dengan minat siswa untuk meningkatkan keterlibatan dan motivasi mereka. c.Lingkungan Belajar Lingkungan tempat anak belajar juga sangat memengaruhi cara mereka menyerap informasi. Beberapa anak lebih mudah belajar di lingkungan yang tenang dan minim gangguan, sementara yang lain mungkin lebih produktif dalam lingkungan yang lebih dinamis. Selain itu, kondisi fisik seperti pencahayaan, kenyamanan ruang kelas, dan akses terhadap sumber daya belajar juga dapat memengaruhi efektivitas belajar anak. d.Gaya Pengajaran Metode pengajaran yang digunakan juga harus mempertimbangkan perbedaan gaya belajar anak. Pendidik yang hanya menggunakan ceramah panjang bisa jadi kurang efektif untuk anak yang memiliki gaya belajar kinestetik atau visual. Sebaliknya, anak yang lebih suka belajar secara mandiri mungkin merasa kurang diperhatikan dalam pengajaran yang terlalu berfokus pada kelompok. Oleh karena itu, pengajaran yang bervariasi, seperti menggabungkan ceramah, diskusi kelompok, permainan, dan kegiatan praktis, akan lebih efektif untuk mengakomodasi berbagai gaya belajar. Kesimpulan Memahami perbedaan dalam gaya belajar tidak hanya membantu pendidik dalam merancang strategi pengajaran, tetapi juga memberikan dampak langsung pada hasil belajar anak. Ketika anak belajar dengan cara yang sesuai dengan gaya belajarnya, mereka akan merasa lebih nyaman dan termotivasi, yang pada gilirannya akan meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka. Sebaliknya, jika metode pengajaran yang diterapkan tidak sesuai dengan gaya belajar anak, mereka mungkin merasa frustasi, bosan, atau bahkan kehilangan minat terhadap pelajaran. Pendidikan yang efektif harus mampu mengenali dan mengakomodasi perbedaan individu dalam gaya belajar anak didik. Dengan memahami tipologi belajar yang berbeda, pendidik dapat menyesuaikan metode pengajaran mereka agar lebih sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. Ini akan menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan menyenangkan, serta meningkatkan kemungkinan keberhasilan akademik setiap anak. Sebagai pendidik, fleksibilitas dan keterbukaan untuk mengeksplorasi berbagai strategi pengajaran adalah kunci dalam membantu anak mencapai potensi maksimal mereka. Masalah yang terjadi pada perbedaan individu dalam pendidikan biasanya menjelaskan perbedaan yang berkaitan dengan siswa baik dalam berpikir, berperasaan dan bertindak dalam satu kelas. Perbedaan pada individu ini menyangkut variasi yang terjadi pada aspek fisik maupun psikologis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun