Mohon tunggu...
Salwa Dina Kharista
Salwa Dina Kharista Mohon Tunggu... Mahasiswa - salwa

mahasiswa 2021

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Berbagai Pendapat Potensi Permasalahan pada Kontrak Derivatif Beserta Penjelasannya

20 Maret 2024   21:09 Diperbarui: 20 Maret 2024   21:17 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Derivatif adalah kontrak perjanjian yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan tujuan untuk menjual atau membeli aset maupun komoditas. Dalam industri finansial, derivatif adalah sebuah instrumen investasi yang nilainya tergantung pada nilai dari aset yang mendasari (underlying asset). Oleh Karena itu dapat diartikan bahwa kontrak derivatif adalah perjanjian yang memungkinkan dua atau lebih pihak untuk menentukan harga dan jumlah aset yang akan ditukar pada tanggal tertentu di masa depan. Instrumen ini tidak memerlukan pemilikan fisik dari aset yang menjadi acuan (underlying asset) dan biasanya digunakan untuk mengelola risiko atau untuk tujuan spekulatif.

Instrumen Kontrak Derivatif 

Kontrak derivatif dapat mencakup berbagai jenis instrumen, seperti opsi, futures, forward, dan swap yang masing-masing memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda. Instrumen yang pertama yaitu Opsi Contract, Opsi Contract merupakan kontrak yang memberikan pemegangnya hak (opsi) untuk membeli atau menjual asset tertentu pada tanggal tertentu dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya. Opsi dapat berupa opsi pembelian (call) atau opsi penjualan (put). Yang kedua yaitu Futures Contract, Future Contact merupakan kontrak yang memaksa pembeli atau penjual untuk menyelesaikan transaksi pada tanggal tertentu dengan jumlah asset tertentu dan harga yang telah disepakat. Kontrak ini sering digunakan untuk mengelola risiko pergerakan harga asset seperti saham, komoditi, atau suku bunga. Yang ketiga yaitu Swap Contract, Swap Contract merupakan perjanjian dimana dua pihak bertukar kewajiban atau asset yang berbeda. Ini bisa berupa swap suku bunga, swap mata uang, atau swap asset lainnya. Swap sering digunakan untuk mengelola risiko perubahan nilai asset atua untuk mendapatkan akses ke asset tertentu. Yang keempat yaitu Forward Contract, Forward  Contract merupakan perjanjian antara dua pihak untuk membeli atau menjual aset pada tanggal tertentu di masa depan dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya. Kontrak ini dapat disesuaikan dengan komoditas, jumlah, dan tanggal pengiriman tertentu, membuatnya sangat fleksibel.

Pendapat Potensi Permasalahan Pada Kontrak Derivatif 

Dari yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai kontrak derivatif, maka dapat ditemukan beberapa pendapat potensi permasalahan pada kontrak derivatif seperti Potensi Votalitas Pasar, Potensi Risiko Kredit, Potensi Risiko Likuiditas, Potensi Risiko Operasional, Potensi Risiko Model, Potensi Risiko Pasar, dan Potensi Risiko Hukum.

Potensi Volatilitas Pasar merupakan instrumen derivatif sangat rentan terhadap perubahan harga aset acuan (underlying asset). Volatilitas pasar dapat menyebabkan fluktuasi harga yang sangat signifikan dan potensi kerugian besar. Faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas pasar seperti berita ekonomi, peristiwa politik, atau sentimen pasar harus diperhatikan oleh pelaku pasar. Potensi Risiko Kredit merupakan instrumen derivatif melibatkan kontrak antara pihak-pihak yang saling berkomitmen untuk melakukan transaksi di masa mendatang. Risiko kredit muncul jika salah satu pihak tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran sesuai kontrak. Pelaku pasar harus melakukan analisis kredit yang cermat terhadap pihak-pihak yang terlibat. Potensi Risiko Likuiditas merupakan suatu bentuk likuiditas merujuk pada kemampuan untuk membeli atau menjual instrumen derivatif dengan mudah tanpa menggunakan pasar. Risiko likuiditas dapat timbul jika terdapat kekurangan penawaran atau minat dari pelaku pasar untuk melakukan transaksi derivatif tertentu. Risiko ini dapat menghambat kemampuan pelaku pasar untuk keluar dari posisi atau melikuidasi portofolio derivatif. Potensi Risiko Operasional merupakan risiko operasi berkaitan dengan kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau peristiwa eksternal yang dapat mengganggu proses pelaksanaan transaksi derivatif. Contohnya: kesalahan dalam perhitungan atau pelaporan, kegagalan sistem perdagangan elektronik, atau kebocoran informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Pelaku pasar harus memiliki sistem pengendalian internal yang kuat untuk mengurangi risiko operasional. Potensi Risiko Model merupakan risiko model terkait dengan penggunaan model matematika atau statistik untuk menilai harga dan risiko instrumen derivatif. Kesalahan dalam model atau asumsi yang digunakan dapat menghasilkan estimasi yang tidak akurat dan mengakibatkan kerugian. Pelaku pasar harus melakukan validasi dan pengawasan yang ketat terhadap model yang digunakan. Potensi Risiko Pasar merupakan risiko pasar timbul pada saat faktor-faktor pasar mengakibatkan perubahan harga yang berlawanan dari harga yang diharapkan. Termasuk dalam resiko pasar adalah menurunnya likuiditas pasar secara tiba-tiba dan meluasnya harga jual beli dan harga jual yang disebabkan oleh pergerakan harga yang tajam. Potensi Risiko Hukum merupakan risiko hukum adalah resiko di mana kontrak tidak dapat dipaksakan. Derivatif memiliki resiko hukum yang lebih besar karena produk ini masih tergolong baru dan kompleks.

Contoh Kasus Kontrak Derivatif

Contoh penggunaan derivatif pada lindung nilai, di mana petani dapat menjual kontrak berjangka atas hasil panenan kepada spekulator sebelum panen dilakukan, sehingga mengalihkan risiko naik atau turunnya harga panenan. Ini juga digunakan oleh manajemen investasi untuk mengelola risiko dari pergerakan harga saham dan komoditas. Contoh lainnya terdapat pada spekulasi, dimana seorang investor ingin mengambil posisi terhadap pergerakan harga saham tertentu. Mereka memilih untuk membeli opsi pembelian (call option) pada saham tersebut, yang memberikan mereka hak untuk membeli saham tersebut pada harga tertentu dalam masa depan. Jika investor merasa bahwa harga saham akan naik, mereka dapat memanfaatkan opsi tersebut untuk membeli saham dengan harga yang lebih rendah dan menjualnya kembali pada harga yang lebih tinggi, menghasilkan keuntungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun